Ganjar Akui Ada yang Belum Beres pada Jalur Mudik

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyebarkan tim khusus untuk memeriksa kesiapan seluruh jalur mudik Lebaran Idul Fitri tahun 2016. Pemeriksaan dilakukan di seluruh ruas jalan utama maupun alternatif.

Ganjar Serukan "Membuka Ruang Check and Balances" bagi Pemerintahan

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjelaskan bahwa pemeriksaan jalur mudik oleh tim khusus dilakukan di sepanjang 2.000 kilometer jalan milik Pemerintah Provinsi. Tim yang telah dibentuk itu dibagi dalam beberapa kelompok yang bertanggung jawab di ruas tertentu.

"Ini mereka sudah jalan. Kita bagi beberapa tim dan satu tim dua ratus kilometer jalan. Nanti akan dilaporkan semua," kata Ganjar di Semarang pada Kamis, 17 Juni 2016.

Masuk Bursa Cagub Jawa Tengah, Hendi Mengaku Belum Ada Komunikasi dengan PDIP

Tim yang masih bekerja itu, kata Gubernur, bertugas mengecek kesiapan jalan tertentu: sudah jadi atau belum, termasuk melihat kerusakannya, penerangan serta rambu-rambu seperti marka jalan.

"Intinya ngecek semua kesiapan, dan insya Allah sudah siap," ujarnya.

Embarkasi Solo Akan Berangkatkan 35.977 Jemaah Calon Haji Asal Jateng dan DIY

Meski demikian, Gubernur mengaku masih ada sejumlah hal yang belum beres dan masih dicarikan solusinya. Misalnya. masalah perlintasan sebidang kereta api serta jalur alternatif yang belum ada rambu dan penerangan.

"Seperti di Sumpiuh, jalan lingkarnya sudah siap. Jadi, besok tidak perlu lewat di perlintasan kereta yang biasa bikin macet. Cuma rambu-rambunya belum jadi karena tidak ngejar (tidak cukup waktu), ya, kita pakai sementara," katanya.

Pemerintah Provinsi pun akan menghentikan pekerjaan jalan yang tidak sepenuhnya selesai pada sepuluh hari sebelum Lebaran. Hal itu agar pekerjaan jalan tidak mengganggu pengendara saat mudik nanti.

"Jadi perbaikannya (jalan) belum semua, karena tidak nyandak (tak cukup waktu untuk dituntaskan), ya, H-10 (10 hari sebelum Lebaran), jadi enggak jadi kita stop, dan yang masih nyandak, ya, kita kejar, " ujarnya.

Hal itu juga berlaku bagi Tol Seksi III Bawen-Salatiga. Tol yang kini masih 44 persen itu tidak perlu dipaksaan untuk digunakan, karena menyangkut keselamatan dan kenyamanan pemudik. Pemerintah tak mau menanggung risiko keselamatan pemudik kalau memaksakan pengoperasian tol yang belum selesai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya