Sukmawadi, Polisi yang Jadi Petani di Pulau Adonara

Brigpol Sukmawadi beristirahat di kebun tomat miliknya, Minggu (4/9/2016). Anggota polisi di Polsek Adonara Timur Flores Timur ini memilih menjadi petani usai jam dinas.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Tofik Koban/NTT

VIVA.co.id – Usai jam dinas, Sukmawadi bergegas mengganti pakaian. Seragam coklat polisi tempatnya bekerja di Polsek Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur itu pun disimpannya.

GP Mania Sebut Ganjar Pranowo Sosok Tepat Lanjutkan 10 Tahun Jokowi

Bersama sepeda motor bututnya, Sukmawadi pun berangkat ke kebun. Ya, pria berpangkat Brigpol ini memang hendak bertani. Sudah sejak tahun 2009, aktivitas ini dilakoninya. Di balik seragam polisi yang kini memberikannya jabatan sebagai Kanit Bimas Polsek Adonara Timur, Sukmawadi memang piawai bertani.

Terbukti, bawang dan tomat yang digelutinya setiap hari, tumbuh subur. Bahkan, berkat ketelatenannya bertani, Brigpol Sukmawadi telah memberi semangat kepada petani di Pulau Adonara untuk melakukan hal yang sama.

BMKG Sebut 187 Kali Gempa Susulan Guncang Manggarai-Flores NTT

Setidaknya kini ada empat kelompok tani yang berhasil dibentuk dan dibimbing oleh Brigpol Sukmawadi. "Bertani ini untuk membantu menambah penghasilan keluarga. Selain itu, dengan ini (bertani) bisa membangun komunikasi dengan warga lebih baik," kata Brigpol Sukmawadi, Minggu, 4 September 2016.

Brigpol Sukmawadi mengaku di Pulau Adonara Timur, selama ini kebiasaan petani lokal hanya bisa bertanam ubi. Sehingga membuat pendapatan petani terbatas. Sementara lahan di Pulau Adonara begitu subur.

Biadab, Pria di NTT Perkosa dan Aniaya Ibu Kandung

"Sekarang dengan menanam tomat, setiap hari bisa dipanen 100 kilogram. Pendapatan yang didapat kelompok petani bisa Rp10 juta. Karena itu, saya ajak mereka berkelompok tani," ujarnya meambahkan.

Sukmawadi juga berharap, di balik kesuksesan bertani yang dikelolanya bersama warga di empat kelompok tani di Pulau Adonara Timur. Brigpol Sukmawadi berharap, lewat itu mampu menekan konflik lahan yang selama ini kerap terjadi di Pulau Adonara.

"Mudah-mudahan dengan ini bisa menjadi sarana komunikasi antar warga. Sehingga mereka yang hidup dalam kecemasan akibat konflik tanah selama ini dapat mereda." 

Tofik Koban/NTT

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya