Enam Ribu Warga Mengungsi akibat Banjir Bandang di Garut

Rumah rusak akibat diterjang banjir bandang di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Selasa, 20 September 2016.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id - Sebanyak 6.051 warga mengungsi akibat bencana banjir bandang di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Selasa, 20 September 2016. Mereka ditampung di 12 lokasi pengungsian di kabupaten setempat.

Suara Bergemuruh! Warga Ungkap Detik-detik 'Galodo' Terjang Permukiman di Lereng Gunung Marapi

Menurut data yang dirilis Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar), para pengungsi itu tersebar di beberapa lokasi, di antaranya, 170 orang di Aula Markas Komando Resor Militer 062 , 344 orang di kantor Kelurahan Jayawaras, dan 210 orang di Masjid As Syifa di Desa Haur Panggung.

Pengungsi lain, 1.750 orang di Posko Ramona, 1.000 orang di Posko Mandiri, 735 orang di Bojong Sudika, 1.320 orang di Posko Ramona, 59 orang di Rumah Susun Sewa Cilawu, 12 orang di kantor Kelurahan Pakuwon, 143 orang di kantor Kelurahan Paminggir, 165 orang di kantor Kelurahan Muarasanding, dan 30 orang di kantor Kelurahan Sukamentri.

Lumpuh 4 Jam Akibat Banjir Lahar Dingin, Jalan Padang-Bukittinggi Kembali Bisa Dilalui

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus, menyebutkan korban meninggal dunia akibat musibah itu mencapai 34 orang, berdasarkan data yang dimutakhirkan per Selasa, 27 September 2016.

Para jenazah itu, kata Yusri, ditemukan di Lapangan Paris, Kampung, Bojong Larang, Kampung Cimacan, dan Kampung Cisurat, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang.

Lebih dari 13.000 Orang Dievakuasi di Kazakhstan karena Banjir

“Ada juga (ditemukan) di Kampung Sukasesang, Kecamatan Banyuresmi, Garut; Kecamatan Cibatu, Kecamatan Kersamanah, Kecamatan Selaawi Limbangan, dan Waduk Jatigede, Sumedang," kata Yusri kepada wartawan di Bandung pada Selasa, 27 September 2016.

Kurangi bantuan pakaian

Ketua tim penggerak PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) Kabupaten Garut, Diah kuniasari Rudy Gunawan, mengimbau masyarakat agar mengurangi mengirimkan bantuan berupa pakaian. Soalnya bantuan semacam itu sudah mencukupi.

"Kami berharap para donatur untuk mengurangi bantuan dalam bentuk pakaian layak pakai karena saat ini sudah sangat mencukupi," kata Diah.

Di tempat terpisah, Petugas Posko Pemkab Garut, Suherman, mengatakan bahwa pada hari ketujuh, bantuan yang dibutuhkan para korban banjir bandang adalah tempat tidur dan peralatan dapur.

Dia mengapresiasi bantuan dari Kagum Group yang mengirimkan popok bayi, makanan bayi, kasur atau alas tidur, makanan, minuman, dan sejumlah kebutuhan pokok, singkup, cangkul, dan lain-lain.

Menurut CEO Kagum Group, Henri Husada, bantuan itu sebagai bukti kepedulian terhadap kemanusiaan. Dia berharap para pengusaha lain juga ikut membantu sehingga dapat meringankan korban banjir. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya