Penipuan Mirip Dimas Kanjeng Terjadi di Surabaya

Ilustrasi uang.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Kasus penipuan dengan modus bisa menggandakan uang maupun emas – seperti yang dilakukan oleh Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng – juga terjadi di Surabaya. Kali ini yang menjadi pelakunya adalah Juliustiyono alias Gus No.

Peringatan Penting, Hati-Hati dengan Penawaran Haji Tidak Resmi di Media Sosial

Praktik penipuan itu terbongkar setelah salah seorang korbannya, Rahmat Effendi, warga Jalan Banyu Urip Kidul, Surabaya, melaporkan kasus itu ke polisi, Sabtu 8 Oktober 2016.

Kasat Reskrim dari Polrestabes Surabaya, AKBP Shinto Silitonga, mengatakan penipuan itu terjadi pada 26 September 2016 lalu. Saat itu, korban menyerahkan uang sebesar Rp45 juta kepada tersangka di tempat praktiknya yang ada di Jalan Simo Gunung Kramat, Surabaya.

Areum Eks T-ARA Akhirnya Putus dengan Pacarnya Usai Menimbulkan Kontroversi

Uang itu diserahkan korban untuk mahar, dengan tujuan bisa memunculkan emas ghaib. Setelah korban menyerahkan uang itu, tersangka pun menyerahkan emas yang dijanjikannya berupa gelang.

Gelang itu kemudian akan dijual korban. Namun, tersangka melarangnya, dan meminta menjualnya kepada temannya dengan alasan harga jual yang lebih tinggi. Gelang emas itu kemudian laku seharga Rp2,7 juta. Namun, tersangka meminta uang lagi sebesar Rp 1 juta dengan alasan untuk ongkos transportasi.

Syarat Iran Tak Jadi Serang Israel, Kisah Penyamaran Intel Kopassus hingga Sopir Bus Positif Narkoba

"Setelah itu, tersangka yang dibantu temannya, tersangka DM meminta uang lagi kepada korban lagi uang sebesar Rp15 juta, dengan janji akan memberikan emas batangan, dan supaya prosesnya lebih cepat," kata Shinto di Mapolrestabes Surabaya, Minggu 9 Oktober 2016.

Namun, tersangka kemudian memberikan korban sejumlah perhiasan dan emas batangan palsu. Merasa tertipu, korban pun melaporkan tersangka kepada polisi.

Shinto melanjutkan, selain menangkap tersangka, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya delapan gelang emas palsu, delapan emas batangan palsu, serta sejumlah uang tunai.

"Selain itu juga ada sejumlah peralatan ritual seperti minyak jafaron dan sebagainya," kata Shinto.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya