Pelempar Bom Gereja Samarinda Sudah Siapkan Diri Jadi Martir

Juhanda, tersangka pelempar bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu kemarin diketahui berstatus residivis kasus teror bom buku pada 2011 di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/twitter

VIVA.co.id – Sekretaris Kabinet Pramono Anung meyakini bahwa pelempar bom di Gereja Oikumene Samarinda Kalimantan Timur, Juhanda, memang menyiapkan diri untuk menjadi martir.

Jokowi Didampingi 2 Menteri dari PDIP ke BSD, Hadiri Acara Ini

"Kalau melihat begitu demonstratifnya melakukan siang hari tanpa perlindungan apa-apa, kemudian dengan gampang ditangkap masyarakat. Ini menunjukkan bahwa memang dia menyiapkan diri untuk menjadi martir," kata Pramono di Jakarta, Senin, 14 November 2016.

Apalagi, kata Pramono, pelaku memang diketahui mantan residivis dalam kasus terorisme. Sehingga sangat dimungkinkan bahwa aksi ledakan bom di gereja tersebut bukanlah dilakukan oleh seorang diri.

Seskab Pramono Anung Tak Dampingi Jokowi ke Dubai, Istana: Gantian, Mereka Bergiliran

"Pelakunya inikan orang lama, jaringannya pasti tidak jaringan tunggal. Jaringannya pasti jaringan lama," kata Pramono.

Karena itu, Pramono berharap agar pelaku dapat diberikan hukuman lebih berat. Pramono juga menduga jika aksi itu memang dilakukan dengan kesadaran oleh Juhanda.

Terpopuler: Ungkapan Satire Adian tentang Gibran, Puan soal Megawati Empaskan Tangan Jokowi

"Kalau dilihat pola, cara, dan secara terbuka apalagi ini dalam waktu orang yang bisa melihat dia secara terang benderang, ini menunjukkan bahwa yang bersangkutan melakukan dengan penuh kesadaran," kata Pramono.

Juhanda, pelempar bom di Gereja Oikumene memang merupakan mantan terpidana kasus bom buku di Tangerang pada tahun 2011. Ia sempat dipidana penjara selama 3,5 tahun atas perbuatannya dan kemudian dibebaskan pada bulan Juli tahun 2014.

Pria yang berprofesi sebagai buruh bangunan itu, pernah tertangkap lagi oleh polisi pada bulan September 2014 di Kota Pare Pare Sulawesi Selatan. Saat itu, Juhanda tertangkap karena membawa bendera ISIS di dalam tasnya.

Namun, saat itu karena tak terbukti mengajak dan melakukan perekrutan untuk ISIS, Juhanda dibebaskan. Ia pun dipersilakan ke Samarinda Kalimantan Timur.

Dua tahun berselang, Juhanda kembali membuat heboh dengan tertangkap melempar bom di Gereja Oikumene Samarinda yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Di Samarinda, Juhanda ternyata berprofesi sebagai penjaga masjid.

Dari pemeriksaan akhirnya terungkap jika Juhanda ternyata kembali berafiliasi dengan kelompok Jamaah Anshurat Tauhid (JAT) yang juga berjejaring dengan kelompok Jemaah Anshari di Jawa Timur.

Sejauh ini, pemeriksaan terhadap Juhanda masih terus diintensifkan kepolisian. Ulahnya melempar bom di gereja telah membuat seorang bocah meninggal dunia dan tiga lainnya mendapatkan perawatan medis di RS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya