Catat, Sudah 6 Teror Bom Terjadi Selama November 2016

Aksi Solidaritas #KamiTidakTakut di Lokasi Ledakan Thamrin pada Januari 2016
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Teror bom merebak di Indonesia dalam dua pekan terakhir di bulan November 2016. Catatan VIVA.co.id, setidaknya gerak teror ini bermunculan dari Aceh, Jawa, hingga ke Kalimantan.

Polres Jaktim Tangkap 24 Remaja Diduga Hendak Tawuran, Sita Celurit hingga Bom Molotov

Enam teror bom ini, tercatat ada tiga kali yang akhirnya meledak dan terjadi di tiga lokasi berbeda. Dari kejadian ini, satu orang korban manusia meninggal dunia dan menimpa bocah berusia 2,5 tahun di Samarinda Kalimantan Timur.

Secara rinci, berikut daftar teror bom yang terjadi di Indonesia dalam dua pekan terakhir selama November 2016:

Ada Bom Molotov Ketika Polisi Tangkap 10 Remaja yang Hendak Tawuran

1. Bom rakitan Yogyakarta
Bom ini terjadi pada Selasa, 1 November 2016. Kejadiannya terjadi tak jauh dari pemukiman warga di Desa Sumberagung Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Bom ini meledak akibat tak sengaja terinjak seekor kerbau peliharaan warga ketika hendak dimandikan di sebuah sungai. Akibat ini, seekor kerbau tewas mengenaskan dengan tubuh dipenuhi paku berkarat dan serpihan logam.

2 Kali Rumahnya Dilempari Bom Molotov, Ketua GP Ansor Lampung Lapor Polisi

Kerbau ternak warga Sumberagung Bantul Yogyakarta korban ledakan bom rakitan yang mati mengenaskan saat hendak dikubur oleh pemiliknya, Rabu (2/11/2016)

FOTO: Seekor kerbau ternak milik warga di Desa Sumberagung Bantul yang menjadi korban ledakan bom rakitan, Selasa (1/11/2016)

Tidak ada korban manusia dalam kejadian ini. Namun kerugian ditaksir mencapai Rp11 juta dari harga seekor kerbau muda yang baru berusia 1 tahun. Hingga kini tidak diketahui siapa yang menaruh bom rakitan berisi paku tajam tersebut.

Namun sudah ada enam orang yang diperiksa untuk dimintai keterangannya terkait ledakan bom rakitan tersebut. "Patut diduga (bom rakitan) dibuat mereka yang aktif dalam jaringan teror," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar.

2. Bom Vihara Aceh
Kejadian ini terjadi Minggu, 6 November 2016. Dilaporkan ada dua orang tidak dikenal menaruh bungkusan hitam diduga bom di depan pintu Vihara Buddha Tirta di Jalan Cut Mutia Desa Pusong Kota Lhokseumawe Aceh sekira pukul 08.05 WIB.

Kepanikan pun melanda. Benda dicurigai bom itu pun dilaporkan ke polisi. Dari penyisiran selama beberapa jam akhirnya benda diduga bom itu pun berhasil diamankan.

Namun ternyata benda itu hanya batu bata dibalut koran dan kemudian diberi rangkaian kabel sedemikian rupa. "Ini hanya melakukan teror. Kami berupaya menangkap pelaku," kata Kapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman dilansir di tribaratanews, Senin, 7 November 2016.

3. Bom Sekolah Kristen Surabaya
Teror ini terjadi pada Rabu, 9 November 2016, sekira pukul 07.40 di Pakuwon City Surabaya jawa Timur. Ancaman bom disampaikan lewat telepon ke sekolah. "Katanya hati-hati akan ada ledakan tiga kali," ujar Kapolsek Mulyorejo Kompol Bagus Dwi Rusiawan.

 Mobil penjinak bom bersiaga di Sekolah Kristen Surabaya jawa Timur usai menerima ancaman bom, Rabu (9/11/2016). Dari penyisiran tidak ditemukan benda berbahaya apa pun.

FOTO: Mobil penjinak bom bersiaga di Sekolah Kristen Surabaya jawa Timur usai menerima ancaman bom, Rabu (9/11/2016). Dari penyisiran tidak ditemukan benda berbahaya apa pun. (VIVA.co.id/Januar Adi Sagita)

Dari penyisiran Gegana, ternyata tidak ditemukan benda mencurigakan apa pun di lokasi. Namun akibat teror bom ini aktivitas belajar mengajar siswa sekolah kristen itu pun terhenti.

4. Bom Gereja Oikumene
Teror ini terjadi Minggu, 13 November 2016, sekira pukul 10.15 waktu setempat di Gereja Oikumene Samarinda Kalimantan Timur. Seorang pria bernama Juhanda yang merupakan residivis kasus terorisme, bom buku pada tahun 2011.

Melemparkan sebuah bom ke pintu masuk gereja. Bom ini pun melukai empat orang korban yang seluruhnya anak-anak yang sedang bermain di halaman gereja. Nahas, seorang diantara korban itu meninggal dunia pada Senin pagi, 14 November 2016.

Tim Gegana Polda Kalimantan Timur melakukan pemeriksaan usai ledakan bom di Gereja Oikumene Samrinda Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016)

FOTO: Tim Gegana Polda Kalimantan Timur memeriksa lokasi sisa ledakan bom di Gereja Oikumene Samarinda, Minggu (13/11/2016)/ANTARA FOTO

Pelempar bom berhasil diamankan oleh warga usai mencoba melarikan diri dengan cara melompat ke Sungai Mahakam. Sejauh ini belum ada penetapan tersangka atas kasus ini, 18 orang saksi pun diperiksa polisi.

Kepolisian pun masih mendalami keterlibatan pelaku lain termasuk jaringan yang menaungi Juhanda yang disebut-sebut berafiliasi dengan Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) yang didirikan oleh ustad Abu Bakar Baasyir pada tahun 2008 di Solo Jawa Tengah.

5. Teror bom vihara Singkawang
Teror ini menimpa sebuah Vihara Budi Dharma di Kota Singkawang pada Senin, 14 November 2016, sekira pukul 03.15 waktu setempat. Tidak ada korban jiwa. Namun bom yang diduga jenis molotv meledak dan sempat membakar sebagian kecil bangunan vihara.

Beruntung api cepat dipadamkan sehingga tidak menimbulkan kerugian harta benda. Dari kesaksian penjaga vihara, diduga pelaku dua orang dengan menggunakan sepeda motor.

Ilustrasi/Bom Molotov

FOTO: Ilustrasi/Bom Molotov

"Ini adalah peristiwa yang serius dan perlu penanganan segera, apalagi saat ini singkawang sedang melaksanakan Tahapan Pemilu Kada Wali Kota dan Wakil Wali Kota," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Barat Kombes Pol Suhadi.

6. Teror bom gereja Batu
Teror bom ini menimpa di Jalan Ridwan Nomor 16 Kota Batu Jawa Timur pada Senin, 14 November 2016, sekira pukul 08.30 waktu setempat.

Dikatakan bahwa gereja ini mendapat telepon berupa ancaman bom dan menyebut bahwa gereja itu akan meledak sebentar lagi. Tak ayal, pengurus gereja pun panik dan langsung menghubungi kepolisian.

Tim Gegana Brimob Detasemen B, Ampeldento Malang Jawa Timur melakukan pengamanan Gereja Katolik Paroki Gembala Baik usai mendapat ancaman bom, Senin (14/11/2016)

FOTO: Tim Gegana Polres Batu Jawa Timur melakukan pemeriksaan di gereja yang mendapatkan teror bom, Senin (14/11/2016)/VIVA.co.id/Lucky Aditya

Namun demikian,setelah dilakukan penyisiran lebih dari tiga jam, tidak ditemukan benda mencurigakan apapun di lokasi. Sejauh ini juga belum diketahui motif dan siapa pelaku yang melakukan peneroran.

Akibat ini pengamanan di Gereja katolik itu pun mendapatkan pengamanan lebih ketat dari kepolisian. "Sementara status Gereja kita memperlakukan one gate system (satu pintu masuk) dan masih akan kita jaga," ujar Kapolresta Batu, Ajun Komisaris Besar Polisi Leonardus Simarmata, Senin, 14 November 2016.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya