Daftar Tunggu Haji 43 Tahun, Sulsel Ingin Diprioritaskan

Ilustrasi haji
Sumber :
  • REUTERS/Ahmed Jadallah

VIVA.co.id – Kementerian Agama Kantor Wilayah (Kanwil) Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan, daftar tunggu haji saat ini berapa pada kisaran 30 tahun. Bahkan, ada kabupaten/kota di wilayah Sulsel memiliki daftar tunggu hingga di atas 40 tahun. 

Menteri PPPA: Pemkab Wajo Contoh Keberhasilan Tekan Angka Perkawinan Anak

Kepala Kemenag Kanwil Sulsel, Abdul Wahid Thahir mengatakan, daftar tunggu paling lama yakni di Kabupaten Sidrap yang sampai 43 tahun. Sementara untuk yang paling cepat yakni di Kabupaten Luwu, itu pun masih harus menunggu 18 tahun. 

"Paling lama daftar tunggu haji di Sidrap, yakni sampai 43 tahun, disusul Bantaeng 42 tahun dan Wajo 41 tahun," kata Wahid dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 28 Januari 2017.

Tahap II Ditutup, 194.744 Jemaah Reguler Lunasi Biaya Haji

Berdasarkan data Kemenag Kanwil Sulsel, dua daerah lain yang juga cukup lama daftar tunggu hajinya yakni Pinrang, 39 tahun dan Soppeng, 36 tahun. Karena itu, kata Wahid, diharapkan penambahan kuota haji yang diperoleh Indonesia diprioritaskan ke wilayah Sulsel.

Diketahui, pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk mengembalikan kuota normal haji bagi Indonesia dari 168.800 orang menjadi 211.000 orang untuk tahun 2017. Sebagai catatan, sejak 2013 kuota jemaah haji Indonesia dan negara lainnya mengalami penurunan 20 persen karena perluasan fasilitas di Masjidil Haram, Mekkah.

Kuota 2024 Terbesar Sepanjang Sejarah Penyelenggaraan Ibadah Haji

Selain pengembalian kuota sebesar 211.000 jemaah, pemerintah Arab Saudi juga menyetujui permintaan tambahan kuota bagi Indonesia dan memutuskan tambahan 10.000. Adapun, kuota haji Sulsel juga diketahui sudah bertambah dari 5.777 orang menjadi 7.221 orang.

"Itu belum termasuk terkait penambahan kuota haji dari pemerintah Arab Saudi. Kita masih menunggu petunjuk pemerintah pusat," katanya. 

Wahid menjelaskan adanya penambahan kuota haji tersebut belum dipastikan sebarannya ke daerah mana saja. Apakah akan diprioritaskan kepada jemaah lanjut usia (lansia) atau tidak.

"Kita masih tunggu kebijakan dari menteri agama atau presiden. Intinya, kita tunggu saja dari pusat, apakah tetap seperti reguler atau ada kebijakan lain," tutur dia.

Lebih jauh, Wahid menyebut penambahan kuota haji yang diperoleh Indonesia merupakan hal yang sangat menggembirakan. Diharapkan, pemerintah Arab Saudi bisa memberikan tambahan kuota khusus sehingga daftar tunggu haji semakin pendek. Bahkan, diharapnya kelak tidak lagi ada antrean untuk berhaji seperti pada era tahun 1990-an.

Sementara itu, Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Makassar Alimuddin Akib mengatakan cukup banyak orang yang datang melakukan pendaftaran atau mengecek daftar tunggu hajinya dalam beberapa pekan terakhir ini.

Di Makassar sendiri, kata dia, kuota haji disebutnya bertambah dari 906 orang menjadi 1.132 orang. Itu belum termasuk kemungkinan tambahan kuota dari pemerintah Arab Saudi.

Disinggung mengenai daftar tunggu haji yang cukup lama, Alimuddin menyebut hal itu terjadi lantaran banyaknya warga yang ingin menunaikan rukun Islam yang kelima itu. Meski begitu, kata dia, antrean haji di Makassar tidaklah sampai puluhan tahun.

"Yang mendaftar pada 2009 lalu, ada yang sudah bisa berangkat," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya