Dua Korban Ledakan Tambang di Sawahlunto Kritis

Ledakan tambang di Sawahlunto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA.co.id – Tambang batu bara milik CV Bara Mitra Kencana (BMK) yang berada di Tanah Kuning, Kecamatan Talawi Sawahlunto, Sumatera Barat, pada Rabu 29 Maret 2017 meledak. Dari 20 pekerja yang saat itu tengah berada di dalam tambang, dua di antaranya mengalami luka bakar serius hingga 80 persen, empat lainnya hanya mengalami gangguan pernapasan dan sisanya selamat.

Kecelakaan Maut di Tambang Sawahlunto, 3 Pekerja Tewas Satu Luka Berat

Menurut Kepala Teknik Tambang CV Bara Mitra Kencana, Andi Asmunandar, lokasi ledakan tersebut berada di area tambang BMK 34 dengan kedalaman sekira 160 meter dari permukaan. Berdasarkan analisa sementara, ledakan disebabkan oleh air blast yakni adanya gumpalan campuran udara dengan gas metan hingga menyebabkan adanya tekanan udara.

"Ledakan dipicu adanya air blast, dan bukan diakibatkan adanya percikan api. Karena jika disebabkan oleh percikan api, maka secara otomatis 20 pekerja yang ada di dalam akan terbakar, begitu pun dengan peralatan penunjang seperti blower," kata Andi.

Lokomotif Uap alias Mak Itam Diusulkan Jadi Warisan Dunia

Sebelum aktivitas tambang dimulai sekira pukul 08.00 WIB, lanjut Andi, tim dari teknik tambang sudah melakukan monitor terhadap kondisi tambang, termasuk melakukan pemeriksaan dan kajian soal tekanan gas metan dengan menggunakan alat detektor gas metan. Hasil evaluasi pagi tadi menunjukkan kondisi tambang normal dan bisa dilakukan aktivitas tambang.

"Saat dicek, kondisi tambang normal dan bisa digunakan, namun selang satu jam ternyata ada insiden itu, dan ini di luar perkiraan kita," tambahnya.

Satu Korban Ledakan Tambang Sawahlunto Meninggal Dunia

Tunggu Kajian

Untuk itu, tambah Andi, hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil kajian dari tim inspektorat pertambangan dari Kantor Dinas ESDM Sumatera Barat. Sementara untuk korban, Andi memastikan bahwa pihak perusahaan akan menanggung semua biaya pengobatan.

Sementara itu, kedua pekerja yang menjadi korban ledakan tambang diketahui bernama Ridwan (38 tahun), warga Desa Lunto Barat dan Yusrizal (37), warga Kumbayau Kota Sawahlunto. Karena keterbatasan peralatan medis di RSUD Sawahlunto, keduanya saat ini sudah dirujuk ke RSUP M Djamil Padang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Menurut Gustafianof, Pejabat Pemberi Informasi RSUP M Djamil Padang, kedua korban saat ini sudah berada di ruang instalasi gawat darurat dalam kondisi kritis, akibat luka bakar yang dialami cukup serius. "Keduanya dalam kondisi kritis dan sudah ditangani oleh tim medis," katanya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya