Zona A Jadi Titik Fokus Pencarian Korban Longsor Ponorogo

Pencarian Korban Bencana Longsor Ponorogo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA.co.id – Sebanyak 1.655 Tim SAR gabungan kembali melakukan pencarian terhadap 26 warga Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang tertimbun tanah longsor. Diharapkan pada pencarian hari ke-3 ini, cuaca akan cerah dan hujan tidak turun dengan intensitas yang tinggi.  

Viral Detik-detik Pria Selamat dari Timbunan Tanah Longsor, Telat Sedikit Nyawa Tak Tertolong

Dari informasi, pencarian hari ini akan fokus pada Zona A, atau pusat tanah longsor yang merupakan pemukiman warga yang tertimbun tanah hingga 20 meter.

Lihat video: Pemandangan Mengerikan Longsor Ponorogo dari Udara

BNPB: 30 Warga Sumbar Meninggal Akibat Banjir dan Tanah Longsor, 6 Hilang

Selain Tim SAR dan relawan, diterjunkan juga tujuh alat berat dan anjing pelacak yang diharapkan dapat menemukan warga yang tertimbun longsor. Selain pencarian korban, fokus utama saat ini adalah penangan terhadap korban selamat. Pengungsian, dapur umum dan posko kesehatan menjadi pusat penanganan bagi korban.

Pada hari ketiga ini, banyak warga yang mulai terserang penyakit, seperti batuk dan flu. Terutama anak-anak dan lansia. Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan, penanganan korban terdampak setelah longsor memang menjadi yang utama selain pencarian korban tertimbun. Terutama kebutuhan hidup korban dan relokasi.

Pengeroyokan Brutal di Ponorogo! Pemuda Mabuk Dikeroyok Pengendara Motor Usai Cabut Kunci Motor

Pakde Karwo menegaskan, bencana longsor Ponorogo menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan kabupaten setempat. Saat ini belum diperlukan bantuan dari pemerintah pusat.

"Kemarin Bu Mensos menawarkan bantuan Jadup (jatah hidup), terima kasih. Tapi kami akan minta ke Bu Mensos biar provinsi dan kabupaten yang tangani dulu. Karena ini murni tanggungjawab provinsi dan kabupaten," katanya, Senin, 3 April 2017.

Sesuai ketentuan, terang dia, sebesar Rp900 ribu per bulan diberikan kepada masing-masing korban. Sementara ini yang terdata 30 kepala keluarga bakal memperoleh bantuan.

"Tapi saya minta ke Pak Bupati agar merumuskannya," katanya.

Soal relokasi, Pemprov Jatim akan menggandeng ahli geologi dari Universitas Gajah Mada untuk menganalisa kondisi lahan yang akan dijadikan tempat relokasi warga terdampak longsor.

"Tanahnya dicarikan Bupati, bangunannya pemprov," katanya.

Masa tanggap darurat berlaku dari 2 April 2017 sampai dengan 15 April 2017, pencarian dan penanganan pengungsi masih terus dilanjutkan. Hingga Senin pagi, 2 korban meninggal telah ditemukan sedangkan 26 korban masih hilang.

Sebanyak 300 jiwa mengungsi di rumah kepala desa dan menumpang sanak saudara terdekat yang aman dari longsor. Kondisi pengungsi memerlukan bantuan, khususnya kebutuhan dasar seperti permakanan, pakaian, selimut, air bersih, sanitasi, trauma healing dan lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya