Jemaah Umrah Tertunda, First Travel Belum Beri Kepastian

Kantor Biro Perjalanan Umrah First Travel di kawasan Radar Auri, Depok.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Ratusan jemaah umrah, yang telah mendaftar melalui First Travel sejak satu tahun lalu, hingga kini belum juga berangkat ke Tanah Suci Mekah. Tanpa ada kepastian, keberangkatan mereka harus tertunda hingga Mei 2017.

5 Potret Cantik Rebecca Klopper Pakai Kerudung Syari di Tanah Suci

Direktur Utama First Travel, Andika Surachman, dipanggil Kementerian Agama terkait masalah ini. Dia mengakui, pihaknya akan tetap fokus untuk terus melayani jemaah.

Menurut dia, anggapan dan penilaian yang saat ini berkembang di luar mengenai First Travel menjadi masukan untuk terus melayani jemaah. "Kita tetap melakukan kegiatan untuk melayani jemaah sampai semuanya selesai," katanya.

Haru, Anggi Pratama Kenang Momen Umrah dengan Stevie Agnecya

Menurut Andika, kesempatan bertemu pihak Kementerian Agama menjadi sarana menjalin komunikasi yang baik sekaligus untuk memberi penjelasan mengenai informasi yang beredar di masyarakat.

"Semua sudah kita jelaskan dan semoga ini menjadi terjalinnya (komunikasi) lebih baik," katanya.

Umrah Ajak Dua Anak, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Langsung Dapet Cobaan

Pada Jumat, 21 April 2017, sejumlah calon jemaah umroh mendatangi kantor First Travel Building di Jalan Radar Auri, Cimanggis, Depok. Mereka protes karena harus memberi tambahan biaya bila ingin berangkat.

Syarat ini dianggap merugikan jemaah karena dilakukan secara sepihak. Akibatnya, beberapa calon jemaah memilih menarik berkas pemberangkatan ketimbang harus membayar lagi Rp2,5 juta bila ingin berangkat ke Tanah Suci.

“Iya, katanya ada penambahan Rp2,5 juta. Ini banyak yang protes. Untuk pemberangkatan bayar Rp15 juta, ada yang cicil ada juga yang tunai. Tapi kalau mau berangkat cepat harus tambah Rp2,5 juta lagi,” ujar seorang calon jemaah, yang enggan disebutkan namanya saat ditemui VIVA.co.id.

Penuhi Panggilan

Seperti diketahui sebelumnya, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah dari Kementerian Agama (Kemenag) telah memanggil manajemen First Travel guna mengklarifikasi masalah penundaan keberangkatan jemaah umrah mereka. First Travel telah memenuhi panggilan Kemenag pada Selasa, 18 April 2017.

Andika beserta jajarannya diterima oleh Direktur Umrah dan Haji Khusus Muhajirin Yanis. Ikut mendampingi Muhajirin, Kasubdit PIHK Iwan Dartiwan dan Plh Kasi Pengawasan Zakaria Ansori.

"First Travel dipanggil untuk mengklarifikasi berbagai hal yang berkembang di lapangan, terutama terkait adanya sekitar 270 jemaah yang tertunda keberangkatannya. Selain itu melakukan pengecekan data yang ditemukan di lapangan untuk mengetahui penyebab sesungguhnya," ujar Muhajirin, dalam keterangan yang diunggah laman kemenag.go.id.

Dalam pertemuan itu, Muhajirin mempertanyakan masalah penjadwalan ulang keberangkatan sejumlah jemaah umrah First Travel. Mantan Kakanwil Kemenag Provinsi Gorontalo tersebut mengaku mendapatkan keluhan tentang adanya sejumlah jemaah yang mengalami penundaan pemberangkatan.

Selain itu, ada juga jemaah yang mengadu terkait urutan keberangkatan. Meski sudah mendaftar lebih dahulu, mereka mengaku ada jemaah lain yang mendaftar belakangan malah didahulukan.

"Kami mendapat laporan, ada temuan di lapangan jemaah yang seharusnya berangkat belakangan justru didahulukan. Jemaah yang seharusnya berangkat lebih awal mengetahui itu sehingga mereka bereaksi dan menuntut ada kepastian keberangkatan," ujar Muhajirin.

Muhajirin mengaku telah meminta kepada pihak First Travel untuk segera memberikan jadwal keberangkatan yang pasti kepada jemaah. Selain itu, First travel juga diminta untuk segera mendata ulang jemaah yang mendaftar promo sejak tahun 2015 dan hingga saat ini belum mendapatkan jadwal keberangkatan atau sudah mendapat jadwal tapi masih tertunda.

"First Travel berkomitmen untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan keberangkatannya. Apa yang telah menjadi kesepakatan bersama, pihak Kemenag akan terus memantau dan mendalami apakah ini betul-betul dilaksanakan," katanya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya