BNN: 800 Narkotika Jenis Baru Bakal Serbu Indonesia

Kepala BNN, Komjen Budi Waseso.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Anwar Sadat

VIVA.co.id – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Budi Waseso, mengungkapkan 800 narkotika jenis baru akan masuk ke Indonesia. Ini jika tidak ada pencegahan dari pemerintah.

Terungkap Home Industry Sabu di Pasuruan Jatim Sudah Beroperasi 4 Bulan

"Saat ini data sementara ada 655 jenis narkotika di dunia. Sudah masuk ke Indonesia ada 65 jenis. Namun data saya, ada 800 jenis narkotika siap masuk ke Indonesia cepat atau lambat. Tinggal tunggu saja kalau tidak ada pencegahan dan pemberantasan," kata dia di Jakarta, Selasa 11 Juli 2017.

Jenderal polisi yang akrab disapa Buwas itu juga menjelaskan mengenai peredaran narkotika di dunia dan di Indonesia termasuk modus penyelundupannya. Untuk itu, ia mengajak semua pihak serta setiap lembaga, kementerian dan masyarakat ikut terlibat dalam permasalahan narkotika.

Bea Cukai dan Bareskrim Polri Jalin Sinergi Gagalkan Peredaran Narkotika di Tangerang dan Aceh

"Caranya macam-macam masukannya (narkotika). Sekarang malah bisa dengan cara legal, misal masukan barang legal di dalamnya narkoba. Makanya kementerian perindustrian, perdagangan, imigrasi, bea cukai harus waspada itu yang memang mereka memasukkan secara legal. Impor barang legal tapi isinya narkotika," ujar Buwas.

Ia pun menyoroti pemerintah yang belum serius menghadapi bahaya peredaran narkotika. Padahal Presiden Joko Widodo sudah menyatakan bahwa Indonesia darurat narkoba dan menyerukan perang terhadap narkotika.

Jalin Sinergi Pengawasan dengan Kepolisian, Bea Cukai Mataram Raih Penghargaan

"Kita semua belum ada komitmen, konsekuen dan tidak konsisten dalam pemberantasan narkotika," ucapnya.

Bahkan, menurutnya, selama ini terkesan tugas memerangi narkotika hanya dilakukan oleh pihak BNN saja. Padahal menurutnya, setiap lembaga dan instansi pemerintah mempunyai peran serta memberantas kejahatan yang sudah dikategorikan extra ordinary crime tersebut.

"Masalah narkotika masalah semua. Tidak usah nunggu BNN. Kalau bisa lakukan ya lakukanlah. Kalau saya sudah buat buku untuk dimasukkan kurikulum ke SD, SMP dan SMA lengkap dan itu bukan main-main karena mendatangkan ahli. Tapi begitu jadi karena kita tidak punya anggaran dan memang bukan wewenang kita ya kita kasih ke kementerian yang membidangi,” katanya menjelaskan.

“Tapi tidak jalan sampai hari ini. Itu adalah wujud tidak serius dan tidak penting masalah narkotika. Kita harus punya komitmen bahwa narkoba itu ancaman bangsa kita," lanjut dia.

Kampanye Massal

BNN juga melakukan edukasi di situs-situs online terkait bahaya narkotika. Bahkan pihak BNN mengajak sejumlah figur publik untuk mengampanyekan bahaya narkotika untuk kalangan artis dan masyarakat.

"Bahkan ada pengusaha peduli, membuat dalam sebuah cerita animasi di televisi ada saya yang bicarakan masalah narkotika. Kalau bayar, saya tidak punya uang. Makanya semua harus peduli," ucapnya.

Memaknai kata perang terhadap narkotika, ia pun pernah menyarankan agar melibatkan pihak TNI. Sebab, menurutnya, para bandar dan pengedar bisa disejajarkan dengan para musuh negara yang bisa merusak bangsa.

"Kalau TNI lakukan penindakan malah dibilang tidak dilindungi UU dan pelanggaran HAM. Padahal dilakukan kepada musuh negara dan menghabiskan generasi muda," kata Buwas. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya