Kapolri Tunjukkan Sketsa Tersangka Peneror Novel Baswedan

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menunjukkan sketsa wajah terduga penyiram Novel Baswedan dengan air keras., Senin (31/7/2017)
Sumber :
  • VIVA/Agus Rahmat

VIVA.co.id – Lebih dari satu jam pada Senin siang tadi Kapolri Jenderal Tito Karnavian menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Ini terkait berlarutnya penanganan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.

Omongan Lawas Novel Baswedan soal Karma Firli Bahuri: Tak Usah Dibalas, Nanti Jatuh Sendiri

Jenderal Tito menunjukkan sketsa wajah seseorang yang diduga kuat sebagai pelaku penyiraman. Keterangan itu diperoleh dari seorang saksi, yang disembunyikan identitasnya demi keselamatan.

"Lima menit sebelum persitiwa ada orang berdiri di dekat masjid," kata Tito, dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, Istana Jakarta,  Senin 30 Juli 2017.

Firli Bahuri Kirim Surat ke Jokowi Nyatakan Mundur Jadi Ketua KPK, Novel: Modus Lama!

Saksi penting itu, kata Kapolri, dicurigai sebagai pengendara motor saat penyiraman air keras yang mengenai mata Novel, pada 11 April 2017 lalu. Kapolri menyebutkan, sudah mengantongi ciri-ciri orang yang diduga kuat sebagai pelaku tersebut.

"Tinggi hampir 170 agak hitam, rambut keriting, badan ramping," kata Tito.

Novel Baswedan Minta Firli Bahuri Segera Ditahan setelah Praperadilan Ditolak

Wajah itu diduga kuat, juga setelah dilakukan konfrontasi langsung terhadap saksi kunci yang melihat pria mencurigakan di masjid dekat kediaman Novel, beberapa menit sebelum penyiraman air keras itu.

"Kesimpulan saksi, hasilnya baik. Artinya mendekati wajah yang dilihat," katanya.
 
KPK sebelumnya berharap Presiden Joko Widodo turun tangan bila ingin pengusutan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan terungkap. Pembentukan tim independen, dipandang sebagai langkah paling tepat guna memperkuat kerja Kepolisian.

Apalagi, pengusutan kasus ini sudah tiga bulan lebih tanpa perkembangan yang berarti. Sejumlah LSM yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Peduli KPK yang terdiri dari KontraS, Pemuda Muhammadiyah dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mempertanyakan lambannya penyidikan yang dilakukan Polri terhadap kasus yang melibatkan penyidik KPK ini. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya