Sepuluh Poin Catatan Penyelenggaraan Haji 2017

Tenda penginapan jemaah haji Indonesia di Mina.
Sumber :
  • Viva.co.id/Eko Priliawito

VIVA.co.id – Meski pelaksanaan haji tahun 1438 H/2017 M terlaksana dengan sukses dan lancar namun Amirul Hajj yang juga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memiliki sepuluh catatan penting.

Media Center Jakarta Akan Kembali Aktif, Laporkan Info Haji Tiap Hari

Seluruh permasalahan itu akan dibahas lebih lanjut agar pelaksanaan haji tahun berikutnya dapat terlaksana lebih baik lagi. Sepuluh catatan pelaksanaan ibadah haji tahun ini:

1. Jemaah berdesakan saat berada di tenda Mina.

Melihat Lebih Dekat Fasilitas Pemondokan Jemaah Haji

Secara umum fasilitas di Arafah sudah sangat baik karena ada tenda dan karpet baru dengan air cooler dan pendingin ruangan. Namun ada jemaah haji furodah yang ikut menempati tenda jemaah reguler.

Persoalan yang sangat penting adalah kondisi tenda jemaah di Mina. Jumlah jemaah yang bertambah cukup signifikan ternyata tidak diimbangi dengan penambahan tenda di Mina. Jemaah harus berdesakan saat beristirahat di dalam tenda.

Kisah Polwan yang Jadi Pendamping Jemaah Haji Lansia

Selain itu, toilet yang sangat terbatas juga sangat menyiksa jemaah saat berada di Mina. Hampir setiap saat, antrean panjang selalu terjadi di toilet jemaah. Juga soal persiapan tenda di Muzdalifah.

Menurut Menag, ada dua hal yang harus dilakukan untuk permasalahan ini. Pertama adalah lobi tingkat tingkat tinggi dalam hal ini melalui duta besar karena masalah tadi sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Arab
Saudi.

Kedua adalah mengubah strategi penempatan jemaah di Mina. Setiap Maktab harus ada dua atau tiga kloter yang hotelnya berada di sekitar Jamarat. Karena jemaah bisa kembali ke hotelnya tanpa harus sepanjang malam
berada di tenda. Agar tenda mereka bisa ditempati oleh kloter-kloter yang lain.

"Sejak 2015 sebenarnya saya sudah bersurat secara resmi sebagai menteri agama kepada menteri haji (Arab Saudi) agar infrastruktur Mina diperbaiki. Pertama adalah tenda dan yang kedua adalah toilet. Ini dua hal yang menjadi isu penting," kata Menag saat memimpin rapat koordinasi di Kantor Urusan Haji Indonesia di Jeddah, Sabtu malam 9 September 2017.

2. Status calon haji

Hal ini terkait hampir terjadi deportasi terhadap jemaah haji pada tahun ini.  

Oleh karena itu, perlu dilakukan kerja sama dengan pihak imigrasi Arab Saudi untuk melakukan screening bahwa seluruh calon jemaah haji bersih dari permasalahan hukum.  

3. Sistem sewa hotel di Madinah

Harus dilakukan kajian mendalam mengenai sistem sewa hotel di Madinah apakah harus tetap sistem sewa blocking time atau sistem sewa satu musim.  

"Ini juga bagian yang perlu kita dalami saat kita melakukan evaluasi secara menyeluruh di Tanah Air nanti," katanya.

4. Penambahan kuota petugas

Kuota petugas yang saat ini hanya 3.500 orang yang memang belum mampu mengimbangi banyaknya jemaah haji Indonesia yang mencapai 203.000 lebih. Menurutnya  perlu ada penambahan yang signifikan dan lebih diprioritaskan kepada petugas kesehatan.

5. Tetap perlu ada klinik di Bandara Jeddah

Seperti tahu lalu, keberadaan klinik di Bandara Jeddah diadakan lagi untuk tahun 2018. Karena jumlah jemaah Indonesia yang lansia atau berisiko tinggi tetap butuh pengawasan saat berada di bandara.

6. Transportasi di Arafah dan Muzdalifah

Sebanyak 70 persen bus yang digunakan untuk membawa jemaah dari Mekah ke Arafah dan ke Muzdalifah belum di-upgrade. Meski jaraknya dekat, jalanan di wilayah ini yang macet akan membuat jemaah tidak nyaman. Oleh karena itu peningkatan perlu dilakukan seperti yang telah dilakukan untuk bus antar
kota perhajian, seperti jalur Jeddah Mekah dan sebaliknya.

7. Keberadaan Tim Pembimbing Haji Daerah (TPHD)

Harus ada penegasan kembali siapa sebenarnya yang layak menjadi TPHD, agar fungsi dan tugasnya betul-betul bisa dioptimalkan dengan sebaik-baiknya.

8. Jemaah yang belum diketahui keberadaanya

Dalam setiap pelaksanaan haji, ada saja jemaah yang tersasar. Beberapa dari mereka yang mengalami demensia bahkan ada yang ditemukan meninggal dunia. Hingga saat ini ada satu jemaah yang belum diketahui keberadaannya.

Dibutuhkan pencarian yang lebih maksimal. Satu jemaah merupakan perwakilan seluruh jemaah haji Indonesia. Menag minta petugas tidak terjebak pada kuantitas namun terkait keselamatan jiwa warga negara. Menag ingin ini menjadi perhatian serius.

9. Tentang pembinaan ibadah

Ada beberapa persoalan lama yang harus disosialisasikan lebih luas lagi kepada calon jemaah terutama soal fiqih dan hikmah haji yang bisa diurai lebih jauh lagi agar pemahaman jemaah lebih baik. Ini untuk meminimalisasi
kesalahpahaman dan ketidakpahaman jemaah haji.

10. Regulasi

Guna meningkatkan pelayanan, perlu juga menelaah sejumlah regulasi yang ada. Harus ada upaya untuk meneliti apakah ada regulasi yang sudah tidak relevan atau malah bertentangan dengan upaya meningkatkan kualitas pelayanan haji.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya