HUT Polantas ke-62, Kapolri: Istilah 'Prit Jigo' Masih Ada

Kapolri Jenderal Tito Karnavian di HUT Polantas ke-62
Sumber :
  • VIVA/Irwandi

VIVA.co.id – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian meminta, pada momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Polisi Lalu Lintas (Polantas) ke-62 ini dijadikan sebagai momentum untuk evaluasi dan introspeksi diri bagi seluruh jajaran dan anggota Polisi Lalu Lintas.

Catatan Untuk Rombongan Mobil yang Diamankan Polisi di Tol Andara

Menurut Kapolri, Polisi Lalu lintas dirasakan sentral oleh masyarakat, terutama di Ibu Kota. Polisi Lalu Lintas sebagai jantung dan pembuluh darah lalu lintas di perkotaan dan Ibu Kota. Dengan peran dan fungsinya yang penting dalam masyarakat, maka Lalu Lintas Bhayangkara ini bisa berkembang dan menjadi Korps Lalu Lintas hingga berusia 62 tahun.

Jenderal Tito mengingatkan, saat ini masih banyak kekurangan dan masalah yang terjadi di jajaran Korps Polantas. Di antaranya adalah masih menempelnya stigma negatif sebagian masyarakat terhadap Polantas, sehingga menjadi salah satu faktor rendahnya kepercayaan publik terhadap Polri.

Polantas Tertabrak Motor Saat Atur Lalu Lintas di Cililitan

Tito menambahkan, stigma negatif terhadap Polantas itu menjadi satu dari tiga sektor tentang penilaian kepercayaan publik kepada Polri yang masih lemah.

"Istilah 'Prit Jigo' masih ada. Konotasi negatif lalu lintas di mata publik, (masih ada)" kata Tito pada acara senam bersama dalam rangka HUT Polisi Lalu Lintas Ke-62 di lapangan Markas Besar Korps Lalu Lintas Polri, Jakarta Selatan, Jumat 22 September 2017.

Polantas yang Minta Sekarung Bawang ke Sopir Truk Ditahan

Ia mengatakan, satu orang saja anggota Polisi Lalu Lintas yang bermasalah maka akan berimbas kepada sekitar 423.000 anggota Polri. Tapi sebaliknya, kata Tito, kalau posisi yang berada di garis depan pelayanan Polri baik maka akan berimbas kepada perbaikan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

"Nah oleh karena itu saya berpendapat bahwa ke depan, tolong, jajaran lalu lintas makin berupaya untuk merubah citranya dengan citra yang lebih positif. Kegiatan yang sudah dilakukan baik Didikmas Lantas (Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas) dan registrasi dan identifikasi penegakan hukum maupun rekayasa lalu lintas yang sekarang disebut manajemen lalu lintas silakan untuk kembangkan dan berinovasi," ujarnya.

Menurutnya, banyak cara untuk membangun kepercayaan publik. Mulai dari bekerjasama dengan semua stakeholder baik pemerintah maupun nonpemerintah untuk merangkul dan menjadi mitra dalam pekerjaan besar seperti menciptakan keamanan keselamatan ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Selain itu, inovasi dan terobosan terkait kelalulintasan penting terus dilakukan. Bahkan kata Tito, bisa dilakukan di luar dari tugas pokok Polri, seperti masuk ke sekolah, universitas, kelompok masyarakat, kelompok pemuda, organisasi masyarakat dengan kegiatan-kegiatan terkait Lalu Lintas.

Termasuk program kegiatan polisi cilik, yang menurut Kapolri sangat bagus, karena memberikan pengetahuan dini kepada anak-anak.

"Sekali lagi saya titipkan betul supaya rekan-rekan di jajaran lalu lintas introspeksi dan membuat terobosan-terobosan yang bisa membangun perbaikan citra Polri. Selamat ulang tahun rekan-rekan jajaran Lalu Lintas. Semoga Tuhan memberikan terbaik pada kita semua," ucapnya.

Follower TMC Polri

Kapolri juga mengapresiasi sejumlah terobosan dan inovasi Polisi Lalu Lintas. Untuk Teknologi Informasi, Tito mengapresiasi adanya akun media sosial dari TMC Polri. Karena untuk akun media sosial twitter TMC Polda Metro Jaya saja, pengikutnya sudah mencapai 7 juta lebih.

Baginya, semakin banyaknya pengikut Twitter TMC Polda Metro Jaya menunjukkan masyarakat sangat membutuhkan perkembangan informasi terkait lalu lintas. Seperti mengatahui titik macet, rekayasa lalu lintas dan lainnya.

"Saya menyampaikan apresiasi yang tinggi di Jakarta memecahkan rekor kalau untuk follower Twitter printer yang terbesar seluruh Indonesia followernya lebih dari 7 juta," ujarnya.

Selain itu, Tito juga mengapresiasi keberadaan National Traffic Management Center (NTMC). Apalagi, ditambah dengan adanya Polisi wanita yang secara langsung menjadi presenter di program televisi nasional untuk menyampaikan perkembangan kondisi lalu lintas terkini.

Di samping itu, mantan Kapolda Metro Jaya ini, menegaskan dunia teknologi saat ini sangat memerlukan inovasi dan terobosan berbasis teknologi informasi. Tito mencontohkan, program e-tilang dan e-Samsat harus terus dikembangkan dengan inovasi yang lebih baik lagi.

"Oleh karena itulah saya mengedepankan prinsip Promoter. meningkatkan profesionalisme dan modernisasi untuk merebut dan meningkatkan kepercayaan publik." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya