- VIVA.co.id/Syahrino Putama
VIVA.co.id – Gunung Agung telah ditingkatkan statusnya menjadi awas pada Jumat malam, pukul 20.30 WITA. Ribuan warga berbondong-bondong mengungsi.
Namun, ternyata ada pula warga yang masih enggan mengungsi. Salah satunya, yakni warga di Dusun Paleg, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, ada ratusan.
"Mereka satu dusun, terdiri dari 170 KK (Kepala Keluarga). Lebih dari 100 jiwa," jelas Kepala Seksi Tanggap Darurat dan Kegawatdaruratan Pusdalops BPBD Bali, I Komang Kusumaedi kepada VIVA.co.id, Minggu 24 September 2017.
Kusumaedi menemui mereka secara langsung. Ia mengaku membutuhkan waktu lama untuk merayu warga, agar mau mengungsi. Sayang, usahanya tak berhasil.
"Saya sampai tiga jam merayu mereka, tetap tidak mau turun. Beberapa warganya ada yang mau turun. Tetapi, sebagian besar tidak mau mengungsi," ujarnya.
Rupanya, warga di tempat itu memiliki kesepakatan. Jika satu orang turun mengungsi, semua akan mengikutinya.
"Kalau satu orang saja tidak mau mengungsi, semua tidak akan mengungsi. Nah, mayoritas warga di sana belum mau mengungsi," tuturnya.
Padahal, Kusumaedi melanjutkan, Dusun Paleg masuk dalam peta zona merah Kawasan Rawan Bencana III (KRB III).
Lalu, apa yang membuat warga enggan mengungsi? Menurut Kusumaedi, dari hasil komunikasi dengan warga, mereka enggan mengungsi, lantaran Gunung Agung belum meletus.
"Katanya, karena Gunung Agung belum meletus. Nanti kalau sudah meletus, kami akan hubungi bapak, begitu," ungkapnya.
Kusumaedi tak menyerah. Ia akan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian untuk mengevakuasi paksa warga. "Kami akan meminta bantuan polisi untuk meminta evakuasi paksa warga," jelasnya. (asp)