Kiat Darurat Tak Terpapar Bahaya Abu Vulkanik Gunung Agung

Ilustrasi warga gelar ritual Gunung Agung.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA.co.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengingatkan bahwa salah satu bahaya yang harus diantisipasi sejak dini jika Gunung Agung meletus adalah semburan debu vulkaniknya. Sama seperti gunung api lain, awan panas dari Gunung Agung jika erupsi sangat berbahaya bagi manusia.

Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA

"Tidak ada obatnya itu. Kalau kita bersembunyi akan kena," kata Kepala BNPB, Willem Rampangilei, kepada VIVA.co.id pada Rabu, 27 September 2017.

Satu-satunya solusi bagi warga yang berada di zona merah ialah evakuasi, sebagaimana direkomendasikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Area di zona merah, yakni sembilan kilometer dari puncak gunung dan sektoral 12 kilometer, harus bebas aktivitas warga.

Merugi, Seluruh Outlet Toko Buku Gunung Agung Bakal Ditutup Akhir 2023

Petugas BNPB terus menyisir setiap sudut di zona merah itu untuk memastikan tak satu pun warga yang bertahan di sana. 

Willem mengungkapkan beberapa kiat sederhana untuk situasi darurat jika Gunung Agung erupsi, terutama menghindari paparan abu vulkanik yang sangat berbahaya. "Bahaya sekali kalau debu vulkanik terhirup," ujarnya.

Netizen Geram Lihat Tingkah Bule Lepas Celana Pamer Alat Kelamin di Puncak Gunung Agung Bali

Pertama-tama adalah menggunakan masker untuk melindungi saluran pernapasan agar tak terpapar abu vulkanik. Jika tak ada masker, dapat menggunakan kain baju atau handuk yang telah dibasahi dengan air untuk menutup hidung.

BNPB telah menyiapkan satu juta lembar masker yang akan didistribusikan di tiap pos pengungsian. Namun jika ada warga yang kebetulan tak mendapatkan atau sedang tidak menggunakan masker, dapat melakukan kiat sederhana menutup hidung dengan baju atau handuk.

Selain itu, warga juga diminta menggunakan kacamata. Sebab, debu vulkanik pasti membawa kotoran yang dapat mengganggu penglihatan. Kacamata berfungsi menangkal kotoran masuk ke mata.

Willem mengimbau masyarakat untuk terus aktif memperbarui informasi yang dikeluarkan pihak berwenang seputar kegawatdaruratan Gunung Agung. BNPB sudah menyebarkan berbagai macam informasi melalui pamflet-pamflet yang ditempel di titik-titik strategis.

Masyarakat juga diminta untuk memerhatikan tanda-tanda bahaya yang telah dipasang. Ada pula sirine yang dipasang BNPB di lima titik strategis. "Kalau nanti mendengar bunyi sirene, masyarakat harus keluar rumah dan mengikuti instruksi petugas menuju tempat aman," katanya.

Tanggung jawab sirene itu ada pada PVMBG, karena mereka yang tahu persis saat-saat yang genting atau darurat jika Gunung Agung meletus. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya