Jokowi dan Presiden Issoufou Sepakat Dorong Islam Moderat

Presiden Joko Widodo dan Presiden Republik Niger Issoufou Mahamadou
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Niger Mahamadou Issoufou, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 16 Oktober 2017.

Depak Bantuan Eropa, 3 Negara Afrika Barat Ini Resmi Gabungkan Kekuatan Militer

Usai pertemuan bilateral, kedua pemimpin negara itu memberikan keterangan persnya. Presiden RI Joko Widodo mengatakan, kedua negara sebenarnya baru menjalin hubungan enam tahun ini. Namun terdapat kesamaan keduanya, yakni sesama negara dengan mayoritas penduduk memeluk agama Islam.

"Sebagai dua negara dengan penduduk mayoritas Islam, kunjungan Presiden Issoufu penting dalam kita mendorong Islam yang rahmatan lil alamin, Islam dengan nilai moderasi dan toleransi, dan kerjasama memajukan Islam baik dalam organisasi kerjasama Islam maupun kerjasama bilateral," jelas Presiden Jokowi, di Istana Merdeka.

Kudeta Militer Terjadi di Afrika Bagian Tengah, Rezim Ali Bongo yang Berkuasa 56 Tahun Runtuh

Hal senada diutarakan Presiden Issoufou. Negaranya berterima kasih kepada Indonesia, yang turut berperan aktif membebaskan dari penjajahan dengan pertemuan negara-negara dalam Konferensi Asia-Afrika 1955.

Indonesia juga, katanya, adalah negara dengan 80 persen muslim tapi menerapkan sistem demokrasi. Perpaduan ini, menurut Issoufou, cukup baik dan harus dipelajari.

Niger Perintahkan Unit-unit Militer Siaga Penuh

"Jadi Anda memiliki pengalaman dan kami bisa berbagi pengalaman sebagai negara Islam dan demokrasi, di mana negara Islam dapat berjalan beriringan dengan demokrasi sehingga negara kita masing-masing dapat memperjuangkan negara Islam yang terbuka dan penuh toleransi yaitu agama yang adil bagi semuanya," kata Issoufu

Secara khusus, Issoufu menyoroti Islam yang sudah disalahgunakan. Yakni dengan munculnya berbagai kelompok teroris yang menggunakan agama dalam aksi-aksinya.

Salah satu kelompok teror di Republik Niger, kata Issoufou, adalah Boko Haram. Pemerintahannya terus melakukan perlawanan terhadap kelompok ini, termasuk kerjasama dengan negara-negara tetangga.

"Kita harus menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang moderat," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya