Menhan Sebut Pemerintah Hati-hati soal Dokumen Amerika

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu
Sumber :
  • VIVA/Rifki Arsilan

VIVA – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengungkapkan bahwa pemerintah bersikap hati-hati atas penerbitan dokumen hasil deklasifikasi di Amerika Serikat yang mengungkap fakta-fakta peristiwa pembantaian massal di Indonesia pada era tahun 1960-an.

Dokumen Soal Uighur Bocor, HMI Singgung Pelanggaran HAM

Ryamizard beralasan, tidak setiap informasi yang bersumber dari negara adidaya itu selalu benar dan harus dipercayai sepenuhnya.

"Di Amerika, jangankan orang (masyarakat biasa), presidennya saja dibunuh. Itu lah (yang menjadi pertimbangan). Jadi yang penting, kami hati-hati. Begitu saja lah," ujar Ryamizard di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis, 19 Oktober 2017.

Perintah Jaksa Agung, Ambil Langkah Cepat Kasus Pelanggaran HAM Berat

Dokumen yang baru dideklasifikasi itu, katanya, tetap bisa digunakan pemerintah dalam upaya mengungkap kasus pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu. Dia bahkan berencana bertemu Duta Besar Amerika Serikat untuk RI, Joseph R Donovan Jr, guna membahas informasi yang dimuat dalam dokumen.

Pemerintah tidak akan begitu saja memercayai informasi-informasi yang menyudutkan Indonesia, seperti yang dimuat dalam dokumen.

Di DPR, Komnas HAM Lapor Update Kematian 6 Laskar FPI
 JAMPidsus Kejaksaan Agung Febrie Adriansyah

Jawaban Jampidsus Ditanya Kapan Periksa Ryamizard Ryacudu

Nama Ryamizard Ryacudu disebut terkait dugaan pelanggaran hukum proyek satelit Kementerian Pertahanan (Kemhan) Tahun 2015-2021.

img_title
VIVA.co.id
14 Januari 2022