Obsesi Tito Karnavian Jadi Dosen dan Peneliti di Luar Negeri

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dikukuhkan sebagai Guru Besar PTIK
Sumber :
  • VIVA/Irwandi

VIVA – Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian resmi dikukuhkan menjadi guru besar (Profesor) bidang ilmu Kepolisian studi strategis kajian kontra terorisme di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian - Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK). Dengan demikian, Tito sudah resmi bergelar Profesor.

Mendagri Tito Minta Bantuan Polri Dukung Pilkada 2020 saat Pandemi

Tito mengaku, jika sudah memasuki masa pensiun dari Kepolisian Republik Indonesia, berencana memilih jadi pengajar dan peneliti di luar negeri. Apalagi mantan Kapolda Metro Jaya ini mengaku sangat suka berkiprah di bidang pendidikan.

Jabatan guru besar di bidang ilmu Kepolisian studi strategis kajian kontra terorisme ini, lanjut Tito, sengaja dipersiapkan oleh dirinya.

Lomba Protokol Kesehatan Covid-19, Berhadiah Insentif Miliaran Rupiah

"Siap-siap kalau sudah pensiun. Karena saya suka di bidang pendidikan, enggak perlu lari ke sana ke mari. Saya bisa jadi pengajar baik di dalam negeri, dan lebih utama saya obsesinya jadi pengajar di luar negeri, jadi peneliti di luar negeri. Karena supaya saya memiliki jangkauan global, tidak hanya sekadar jangkauan di dalam negeri saja," kata Tito di Auditorium STIK-PTIK, Jakarta Selatan, Kamis 26 Oktober 2017.

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini pun sudah mempersiapkan persyaratan sejak lama agar bisa memiliki gelar guru besar. Di antara persiapan itu, Tito sering menulis buku dan jurnal internasional, yang diterbitkan oleh penerbit nasional maupun penerbit terkemuka di dunia.

Mendagri: Mahalnya Mahar Pilkada Picu Korupsi di Daerah

Lebih Tenang

Tito juga aktif mengikuti seminar, konferensi di tingkat Internasional maupun nasional. Selain itu, dia sudah sering menjadi pembicara, memberi keynote speech, serta kuliah umum di dalam maupun luar negeri. Pengalaman empirik bertugas di bidang penanganan teroris sejak tahun 1999 itu menjadi nilai tambah bagi Profesor Tito.

"Sejak 2000 saya sudah ngajar di PTIK, UI, Nanyang Technological University (di Singapura). Tetapi ini juga berdasarkan pengalaman empirik saya, karena saya bertugas di bidang teroris sejak 99. Selain itu saya ikut sekolah formal dan kursus mulai di Amerika, Inggris, Australia, Singapura dan studi banding di banyak negara," ujarnya.

Tito merasa dunia pendidikan atau dunia akademis membuatnya lebih tenang dan bisa mengatur ritmenya sendiri, sehingga hobi itu bisa tersalurkan.

"Keinginan saya obsesi saya jadi pengajar di tingkat internasional karena kebetulan saya di bidang terorisme ini adalah akademisi sekaligus praktisi. Jadi saya pikir saya memiliki pengalaman, pengetahuan sistematis dari keakademisan, tapi juga memiliki pengetahuan di bidang empirik, itu berdasarkan pengalaman," ucapnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya