Kelompok Bersenjata Papua Sembunyi di Hutan Lebat dan Dingin

Polisi dan TNI siaga di Markas Polsek Tembagapura.
Sumber :

VIVA – Panglima Daerah Militer XVII/ Cendrawasih, Mayjen George Eldanus Supit, mengakui aparat mengalami kendala dalam memburu kelompok kriminal bersenjata di Papua. Kelompok bersenjata di Papua di antaranya sempat menyerang pos Brimob dan markas Polsek Tembagapura di Timika, Papua.

Pratu Herianto, Korban Kebiadaban Teroris OPM Diterbangkan ke Timika

Menurut George, kelompok bersenjata yang diduga terafiliasi dengan Organisasi Papua Merdeka, memiliki cara khusus untuk menghindari perburuan aparat.

Mereka selalu berpindah tempat persembunyian dan lokasi persembunyian yang mereka pilih biasanya berada di wilayah hutan lebat yang sulit ditembus manusia.

Gerombolan KST Berulah Kembali, Bakar Honai Milik Masyarakat di Papua

"Kami kejar ke sini, lari ke sebelah. Kami kejar sana, lari (lagi). Itu persoalannya," kata George usai rapat koordinasi khusus tentang pengamanan Papua di kantor Menkopolhukam, Jakarta, Kamis 2 November 2017. 

Selain itu, George menuturkan, kendala lain sulitnya dilakukan pengejaran karena kelompok ini berbaur dengan masyarakat. Perlu ada ketelitian mengidentifikasi warga dengan kelompok bersenjata. Agar tidak terjadi salah paham di kemudian hari.

Upacara Militer Iringi Pemulangan 3 Jenazah Prajurit TNI dari Papua

"Medannya sangat sulit di sana itu, tidak seperti medan-medan di sini. Di sana kan daerah ketinggian, daerah yang dingin sehingga pasukan kan harus dilengkapi dengan perlengkapan khusus untuk bergerak masuk hutan," ujarnya. 

George memastikan, TNI belum mengirim pasukan tambahan ke Timika, meski telah terjadi beberapa kali penyerangan oleh kelompok bersenjata. 

Menurut George, kelompok bersenjata itu terkonsentrasi di wilayah Tembagapura, Mimika, yang juga merupakan lokasi penambangan milik PT Freeport Indonesia. 

Sejauh ini, TNI hanya bersifat diperbantukan. Karena menurut George masalah keamanan di wilayah itu sudah wewenang kepolisian. 

"Sehingga ya nanti kami akan bekerja sama dengan polisi untuk menindaklanjuti kira-kira apa sih maunya KKB (kelompok kriminal bersenjata) itu," ujarnya. 

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar, mencatat, setidaknya ada dua kelompok yang masih eksis melakukan penyerangan di kompleks tambang Freeport.

Keduanya terafiliasi dengan Organisasi Papua Merdeka, yakni pimpinan Kenny Kwalik dan Sabinus Waker. Adapun Kellyy Kwalik telah tewas ditembak mati Densus 88 Antiteror pada 2009. 

"Estimasi di antara mereka ini ada sekitar 8-15 pucuk senjata. Ada juga dari kelompok Kwalik, ini adalah keturunan dari Kelly Kwalik, di mana juga mereka senjatanya kurang lebih antara sekitar 15 pucuk senjata," ujar Boy.

Sebelumnya, kelompok bersenjata menembaki pos satuan tugas Brimob di Mile 67 dan Mile 66 area tambang PT Freeport dan menyerbu Markas Polsek Tembagapura, Timika, Papua. Penyerangan itu terjadi pada Minggu, 29 Oktober 2017.

Tak hanya menyerang petugas, kelompok bersenjata itu dilaporkan juga telah memperkosa seorang wanita penduduk setempat di malam hari.

Baca: Kelompok Bersenjata Papua Perkosa Penduduk di Malam Hari

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya