NU Gelar Munas Alim Ulama, Radikalisme Jadi Bahasan Utama

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj.
Sumber :
  • Nur Faisal/VIVA.co.id

VIVA – Untuk mencegah paham Islam yang radikal di Tanah Air, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama. Selain membahas soal isu islam radikal, PBNU akan membicarakan RUU Anti-Terorisme saat Munas berlangsung di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

PKB Diminta Kritisi Kerjasama PBNU-Korporasi Sawit

Menurut Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj, untuk menjaga nama baik Islam di Tanah Air, NU berperan penting. Sebab, di Eropa, sudah muncul stigma agama Islam diidentikkan dengan teroris. Bagi dia, cara pandang seperti itu jelas salah, karena teroris tidak bisa dikaitkan dengan agama apa pun, di mana perbuatan mereka membunuh dan melakukan kejahatan.

"Tidak ada yang paling zalim, melebihi dari orang yang melakukan kejahatan atas nama Islam. NU berkepentingan menjaga nama baik Islam," ujarnya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin 20 November 2017.

Gus Yahya Cerita Peradaban yang Dibangun Nabi Muhammad hingga NU

Menurut Direktur NU Online, Savic Ali, beberapa lembaga survei, seperti Wahid Foundation, mengungkapkan sebanyak 0,4 persen penduduk Indonesia pernah bertindak radikal. Sedangkan 7,7 persen mau bertindak radikal kalau memungkinkan, hasil tersebut didapat dari survey ke ribuan responden.

"Survei tersebut dilakukan pada 1.520 responden dengan metode multi stage random sampling. Banyak survei menunjukkan tingkat ekstremisme keagamaan meningkat. Indonesia menghadapi tantangan yang tidak mudah. Kita khawatir situasi ini tidak bisa dikontrol," kata Savic. (ren)
 

Gus Yahya: Mayoritas Petani Sawit di Sumatera Warga NU
Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar.

PBNU Diminta Perbolehkan KH Miftachul Akhyar Pimpin MUI

KH Miftachul Akhyar mengajukan pengunduran diri sebagai Ketum MUI, setelah ia juga diangkat menjadi Rais Aam PBNU baru-baru ini. Tetapi kiyai diharap tetap memimpin.

img_title
VIVA.co.id
12 Maret 2022