Berisiko Letusan Besar, Status Gunung Agung Dinaikkan Awas

Hujan Abu Letusan Gunung Agung
Sumber :
  • REUTERS/Petra Simkova

VIVA – Erupsi Gunung Agung terus meningkat dari fase freatik ke magmatik, khususnya sejak teramati sinar api di puncak pada malam hari, 25 November lalu. Sampai hari ini erupsi fase magmatik disertai kepulan abu tebal menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak. 

BNPB: 3 Warga Meninggal dan 2 Hilang Akibat Banjir di Serang

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, kepulan abu terus terjadi disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak. Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya, menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi.

"Untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan risiko bencana maka PVMBG telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) terhitung mulai 27/11/2017 pukul 06.00 WITA," ujar Sutopo dikutip dari keterangan resminya, Senin 27 November 2017. Status Awas adalah status tertinggi dalam status gunung api.

Gempa M 6,1 Guncang Pasaman Barat, BNPB: 2 Meninggal, 20 Luka-luka

Dia meyampaikan, pos pengamatan Gunung Agung di Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem melaporkan bahwa secara visual gunung jelas. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500-3.000 meter di atas puncak kawah. 

"Teramati letusan dengan tinggi 3.000 meter dan warna asap kelabu. Terlihat sinar api. Tremor non harmonik menerus amplitudo 1 - 10 mili meter (dominan 1 - 2 mm)," tambahnya. 

BNPB: Daerah-daerah yang Punya Isoter Rendah, Kematiannya Tinggi

Masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki atau wisatawan diimbau agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya, yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 8 km dari kawah.

Zona itu pun juga telah diperluasan sektoral ke arah Utara-Timur laut dan Tenggara-Selatan-Barat daya sejauh 10 km dari kawah Gunung Agung.

"Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual dan terbaru," ungkapnya. 

BNPB mengkoordinasi potensi nasional dari TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, BUMN dan lainnya untuk mendampingi Pemerintah Daerah dalam penanganan erupsi Gunung Agung. Posko Pendampingan Nasional telah diaktivasi di Kabupaten Karangasem. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya