Sebaran Gas Beracun Gunung Agung Meluas

Sebaran abu vulkanik Gunung Agung yang mengandung senyawa Sulfur Dioksida yang terpantau satelit NOAA Amerika Serikat, Selasa (28/11/2017)
Sumber :
  • VIVA/nnvl.noaa.gov

VIVA – Satelit metereologi National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) milik Amerika merekam sebaran gas beracun berupa Sulfur Dioksida atau SO2 yang dikeluarkan  Gunung Agung di Bali.

5 Ramalan Jayabaya yang Terjadi di Tahun 2024, dari Bencana Alam hingga Situasi Politik

Melansir laman resminya, nnvl.noaa.gov, rekaman satelit Aura NASA telah menunjukkan adanya konsentrasi sulfur dioksida yang tinggi sejak Senin, 27 November 2017, di langit Pulau Bali, sebagian Jawa hingga ke Surabaya dan Kepulauan Madura.

"...(Sebaran abu vulkanik) Ini bisa menjadi peringatan dini," tulis NOAA dikutip Selasa, 28 November 2017.

Bukan Hanya Terbelah, Raja Jayabaya Juga Ramal Pulau Jawa Bakal Tenggelam

Dari pantauan satelit ini juga, diketahui pada Senin pagi, konsentrasi abu tertinggi ditemukan di sebelah Timur Pulau Bali.

"Setelah dilepaskan biasanya SO2 dapat berubah menjadi partikel aerosol sulfat kecil. Ini dapat mengubah kecerahan awan dan mempengaruhi pola presipitasi regional."

Terungkap Deretan Bayangan Masa Depan Indonesia dalam Ramalan Jayabaya

SO2 atau Belerang dioksida diketahui merupakan senyawa beracun dengan bau menyengat. Dalam prosesnya, jika SO2 bertemu dengan senyawa lain di udara maka ia bisa membentuk hujan asam.

Sebelumnya, terhitung Senin, 27 November 2017, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi -PVMBG resmi menetapkan status Awas untuk Gunung Agung.

Gunung ini diyakini akan meletus, berdasarkan sejumlah indikator yang muncul yakni munculnya semburan api, abu vulkanik dan dentuman di dalam liang kawah.

Ribuan warga telah diungsikan. Peringatan aktivitas penerbangan pun telah disampaikan untuk menghindari dampak lanjutan dari erupsi Gunung Agung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya