Perusahaan Rokok Dunia Setop Jual Rokok, Serius atau Taktik

Perusahaan Philip Morris International
Sumber :
  • REUTERS/Paritosh Bansal

VIVA – Philip Morris, perusahaan rokok dunia memasang iklan antimerokok sebagai bayangan target mereka di tahun 2018. Perusahaan pemilik rokok Marlboro ini mengaku akan menghentikan penjualan mereka di Inggris, khususnya bagi 7,6 juta orang yang merokok di negara itu.

Lagi Liburan, Vokalis RHCP Anthony Kiedis Sebat Bareng Warga Kepulauan Mentawai

"Resolusi Tahun Baru Kami: kami mencoba berhenti merokok," tulis Philip Morris di iklan mereka, Kamis, 4 Januari 2018.

Philip Morris mengaku telah menghabiskan uang senilai 2,5 miliar Pundsterling atau setara Rp46 triliun demi riset dan penelitian mereka soal rokok.

Viral Terekam Seorang Wanita Diam-diam dan Santai Merokok di Dalam Pesawat

Atas itu, mereka kini berencana mengembangan produk baru untuk alternatif pengganti rokok. "Ini tidak akan mudah, tapi kami akan bertekad menjadikan ini kenyataan," tulis mereka.

Strategi Palsu?

Viral Pengendara Mobil Ngamuk karena Ditegur Merokok

Rokok alternatifFOTO: Produk alternatif Philip Morris

Kehendak Philip Morris untuk menghentikan penjualan rokok memang sudah didengungkan sejak akhir 2017. Namun, rencana itu dipandang sebagai sebuah strategi palsu perusahaan rokok tersebut.

"Sederhananya, jika Exxon mobil meluncurkan sebuah yayasan untuk memerangi perubahan iklim, apakah ada yang menganggap ini serius?" ujar Clo Franko dari Organisasi Akuntabilitas Internasional dikutip dari theguardian.com.

Ya, banyak yang skeptis dengan resolusi Philip Morris soal penghentian penjualan rokok. Maklum, sebagai perusahaan rokok yang meng-global, cukup sulit untuk meyakinkan jika mereka berkampanye menolak rokok lagi.

Cukai Cairan Rokok Elektronik

Reuters pernah membuat laporan investigasi panjang soal rencana Philip Morris mengkampanyekan antirokok. Dalam laporannya yang dirilis media Juli 2017, justru mengungkap ada 'motif' lain dari Philip Morris soal kampanye mereka.

Diakui, sejak 2005, industri rokok dunia memang melewati peraturan yang lebih ketat untuk berbisnis rokok. Namun demikian, pengetatan itu tak membuat perokok menurun.

Setidaknya hingga 2015, jumlah perokok jauh lebih banyak daripada satu dekade sebelumnya. "Beberapa orang berpikir dengan (pengetatan industri) tembakau, kita telah memenangkan pertarungan. Tidak mungkin, industri tembakau justru lebih kuat dari sebelumnya," ujar Menteri Kesehatan Finlandia Pekka Puska.

Indonesia Pasar Potensial

Aksi Damai Hak Merokok

Sejak 2011, merujuk data Global Adult Tobacco Survey atau GATS, Indonesia telah menjadi salah satu negara dengan jumlah prevalensi perokok aktif terbanyak dunia. Jumlahnya mencapai 67 persen pria dan 2,7 persen wanita.

Salah satu penyebab tingginya angka itu ditengarai oleh masih membanjirnya iklan rokok di Indonesia. Bagaimana tidak, terkhusus di kawasan ASEAN, hanya Indonesia yang masih memperbolehkan iklan merokok.

Padahal dari seluruh dunia, kini telah ada 144 negara yang sudah tidak mengizinkan lagi iklan rokok mereka di televisi. "Iklan rokok di televisi itu berlimpah karena di mana-mana media penyiaran itu paling efektif dan ini terbukti dana belanja iklan rokok itu terbanyak di media penyiaran," ujar dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Nina Mutmainnah Armando.

Menteri Kesehatan Indonesia Nila F Moeloek tak menampik banyaknya perokok di Indonesia. Catatannya, setidaknya lebih dari sepertiga atau 36,3 persen penduduk RI kini merokok.

Ilustrasi merokok.

"Bahkan ada 20 persen remaja dengan usia 13-15 tahun adalah perokok," ujar Nila medio Mei 2017 lalu.

Atas itu, Indonesia memang telah menjadi negara potensial untuk penjualan rokok. Itu yang telah dibuktikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menampatkan Indonesia sebagai negara ketiga setalh China dan India sebagai pembeli rokok terbanyak.

"Pengeluaran untuk membeli rokok itu menempati urutan kedua setelah padi-padian. Sehingga konsumsi rokok lebih tinggi dari asupan gizi lain seperti lauk dan sayur," Humas Yayasan Lentera Anak Umniyati Kowi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya