Biasa Menenggelamkan, Menteri Susi Kini Ditenggelamkan

Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti bersama Menlu Retno Pudjiastuti
Sumber :

VIVA – Di sela peresmian KRI I Gusti Ngurah Rai-332, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berkesempatan menjajal kapal selam.

TNI AL Kirim Kapal Perang Latihan Bareng Inggris dan Amerika di India

Panglima TNI menjelaskan mereka hanya setengah jam berada di dasar laut.

"Sensasinya memang berbeda di atas dan di bawah permukaan. Yang lebih tajam sensasinya naik kapal selam banyak prosedur yang harus dilakukan, ruangannya pun sempit," kata Hadi di Pelabuhan Benoa Denpasar, Rabu 10 Desember 2018.

Kapal Perang TNI AL Selamatkan Nyawa Nelayan Hanyut di Perairan Natuna

Pengalaman itu amat berarti bagi Panglima. Ia jadi paham betul bagaimana prajurit berjuang di bawah laut. "Kita merasakan betapa prajurit di bawah laut itu harus jadi perhatian kita," ujarnya.

Salah seorang jurnalis sempat melontarkan pertanyaan gurauan kepada Panglima TNI. Jurnalis itu bertanya apakah Panglima TNI dan beberapa pejabat lainnya bertemu ikan selama menaiki kapal selam.

Kapal Perang TNI AL Temukan Mayat PMI Ilegal di Perairan Kuala Tanjung

Sontak Panglima TNI pun menjawab dengan banyolan. "Ibu Susi ada di situ, ikan tidak ada yang berani mendekat," timpalnya membuat gelak tawa.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengakui ini adalah pengalaman pertamanya menaiki kapal selam. Susi ikutan berkelakar mengenai momentum tersebut. "Hari ini sangat luar biasa. Saya biasanya menenggelamkan kapal, hari ini saya malah ditenggelamkan Pak KSAL (Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi)," kata Susi.

"Ya hari ini ada sesuatu yang lain. Ibu Susi yang biasanya menenggelamkan kapal hari ini malah ditenggelamkan," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian menimpali.

Prosesi menaiki kapal selam itu dalam rangka penyematan brevet kehormatan Kapal Selam TNI AL yang diberikan kepada KSAL Laksamana TNI Ade Supandi, kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono.

Sebelumnya Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto memperkenalkan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Rabu 10 Januari 2018. KRI I Gusti Ngurah Rai-332 adalah kapal perang kedua dari empat kapal yang telah dipesan berdasarkan renstra kedua 2014-2019.

Sementara soal pemilihan nama I Gusti Ngurah Rai, Hadi mengatakan nama tersebut mengambil semangat juang tokoh asal Bali itu, agar menjadi spirit bagi prajurit Angkatan Laut yang akan mengoperasionalkan KRI tersebut.

Kecanggihan KRI Gusti Ngurah Rai

KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal perusak kawal rudal yang mampu membawa 120 kru dengan kecepatan 28 knots. Kapal ini memiliki kemampuan untuk perang empat matra sekaligus yakni perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara dengan pesawat tempur dan perang elektonika.

Kecanggihan lain kapal ini adalah memiliki kemampuan membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh. Kapal jenis Sigma 10514 ini memiliki spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draf termasuk sonar 5,73 meter dengan bobot penuh 3.216 ton.

Adapun persenjataan yang dimiliki KRI I Gusti Ngurah Rai-332 antara lain meriam utama OTO Melara 76/62 milimeter super rapid gun, rudal SSM Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkauannya bisa sejauh 180-200 kilometer dan juga memiliki rudal SAM AntiSerangan Udara Mica yang dirancang bisa dioperasikan dalam waktu singkat di segala cuaca, serta memiliki jangkauan 20-25 kilometer dan dilengkapi dengan Terma SKWS Decoy Launching System.

KRI I Gusti Ngurah Rai-332 memiliki sistem persenjataan lainnya yakni, torpedo AKS A-244S yang merupakan torpedo jenis ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus untuk mengincar sasaran di perairan laut dangkal dan Meriam Close In Weapon System (CIWS) Millenium Gun 35 milimeter yang berfungsi menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat. KRI ini juga memiliki mode siluman atau stealth agar tak mudah terdeteksi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya