- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA – Organisasi aktivis yang terlibat dalam aksi unjuk rasa pada 2 Desember 2016 di Jakarta, yakni Presidium Alumni 212, membuka suara tentang polemik uang ‘mahar’ politik sebagaimana diungkapkan La Nyalla Mattalitti.
Presidium Alumni 212 menyatakan bahwa pertemuan beberapa anggotanya dengan La Nyalla sesungguhnya tak ada kaitan dengan organisasi. Organisasi itu juga tak berurusan dengan agenda politik praktis partai tertentu maupun pilkada.
"Presidium Alumni 212 tidak terlibat, tidak bertanggung jawab, dan tidak ikut campur dalam agenda politik praktis partai," ujar Slamet Maarif, Ketua Presidium Alumni 212, melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA pada 13 Januari 2018.
Presidium Alumni 212, kata Slamet, tidak pernah merekomendasikan nama untuk dicalonkan dalam pilkada di daerah mana pun. "Hanya mengimbau dan mengharapkan Koalisi Partai 212 (PKS, PAN, Gerindra, dan PBB) tetap solid dan tidak berkoalisi dengan partai pendukung penista agama dan Perppu Ormas," katanya.
Atas nama Keluarga Besar Presidium Alumni 212, Slamet menyerukan tetap menjaga persatuan umat. "Ingat, jika kita terpecah maka merekalah yang bertepuk tangan."
Sejauh ini Presidium Alumni 212, katanya, belum memutuskan sikap atau seruan berkaitan dengan momentum politik pilkada serentak tahun 2018 dan pemilu tahun 2019. Namun Presidium menjadwalkan menggelar musyawarah ulama dan pengurus pada akhir Januari. Di antaranya, akan ada arahan dari pemimpin Front Pembela Islam, Rizieq Shihab.
Gerindra Hanya Rekom Khofifah sebagai Cagub Jatim, Emil Tak Pasti jadi Cawagub
Partai Gerindra kemungkinan mengusung kadernya untuk jadi tandem Khofifah di Pilgub Jatim 2024.
