Bocah Penderita Gizi Buruk di Padang Butuh Uluran Tangan

Bocah 7 tahun asal Padang menderita gizi buruk
Sumber :

VIVA – Afrijon (38) dan Mira Susanti (32), pasangan suami istri yang tinggal di kelurahan Banuaran kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang Sumatera Barat, sangat membutuhkan uluran tangan dari para donatur dan dermawan untuk biaya pengobatan Habil Daud (7) yang tak lain merupakan buah hatinya.

Hasil Survei, Ini 5 Kota Terbaik di Indonesia untuk Berwisata dan Habiskan Masa Tua

Habil, sejak dua bulan terakhir terbaring lemas ditempat tidur dengan kondisi badan yang sangat memprihatinkan. Bahkan tampak hanya kulit pembalut tulang. Ia menderita gizi buruk sejak sejak dua bulan terakhir.

Afrijon tak bisa berbuat banyak selain pasrah melihat kondisi anaknya. Pasalnya, selain tidak memiliki biaya untuk pengobatan anaknya, ia dan sang istri juga tidak memiliki kartu tanda penduduk dan kartu BPJS.

Usai Dihancurkan, Rumah Singgah Bung Karno Bakal Dibangun Ulang

Sehari-hari, Afrijon hanya berprofesi sebagai pedagang roti bakar keliling, dengan penghasilan kurang dari Rp100.000 setiap hari. Uang yang ia peroleh dari menjual roti bakar tersebut, digunakan untuk menafkahi sang istri dan ketiga anaknya, termasuk Habil yang saat ini kondisi berat badannya semakin turun.

"Saya hanya seorang pedagang roti bakar keliling. Sedangkan istri saya hanya sebagai ibu rumah tangga tanpa ada penghasilan yang lain," kata Afrijon, Rabu, 24 Januari 2018.

Angka Pengangguran di Kota Padang Turun, Dekati Level Sebelum Pandemi

Diceritakan Afrijon, sebelum mengalami kondisi seperti saat ini, Habil awalnya mengalami gejala sakit step dan kejang-kejang empat tahun silam. Pada saat itu, ia hanya membawa Habil berobat kampung bukan ke rumah sakit atau puskesmas. Hal ini lantaran ia tak memiliki biaya sama sekali.

Barulah satu tahun kemudian Habil dibawa berobat ke rumah sakit, bahkan pernah juga di rukiyah dan mengkonsumsi obat herbal. Habil, sempat memperlihatkan tanda-tanda kondisi membaik, namun entah kenapa kondisinya kembali buruk hingga saat ini.

"Saat itu tubuh Habil masih kuat seperti anak biasanya. Namun sejak dua bulan terakhir ini, Habil tidak lagi bisa menelan makanan, kecuali minum air putih atau susu,"kata Afrijon.

Di kelurahan Banuaran ini jelas Afrijon, ia bersama istri sudah tinggal selama delapan tahun tanpa mengantongi KTP. Karena setiap pengurusan KTP Afrijon mengaku selalu dipersulit.

Agar dapat sembuh menjalani hari-hari seperti kebanyakan anak lain pada umumnya, Afrijon dan Mira Susanti sangat berharap akan adanya bantuan dari pemerintah dan para dermawan. Karena tanpa adanya uluran tangan maka, sangat sulit bagi Habil untuk disembuhkan.

61 Kasus Gizi Buruk Sepanjang Tahun 2017

Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang, selama tahun 2017 sedikitnya tercatat ada 61 kasus penderita gizi buruk. Dari angka 61 tersebut, 22 diantaranya sudah berubah status menjadi gizi normal.

Sementara sisanya masih dalam perawatan dan pantauan Dinkes Kota Padang. Mereka akan terus dipantau hingga kondisinya berubah menjadi gizi normal.

"Gizi buruk ini membutuhkan penanganan yang cukup lama. Usai mendapat penanganan, enam bulan kemudian akan dipantau seperti apa pertumbuhan berat badannya," kata Feri Mulyani, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang.

Dinas Kesehatan Kota Padang sendiri kata Feri, memiliki program pemberian makanan tambahan, program pemantauan dan tumbuh kembang, pendeteksian dini tumbuh kembang dan penyuluhan tentang gizi buruk kepada para orang tua.

"Nah, bagi para orangtua yang tidak mampu seperti kasus di atas, disarankan agar mendatangi dan mendaftar di Dinas Sosial dengan membawa surat keterangan tidak mampu dari RT/RW setempat. Setelah terdaftar di Dinsos, maka dapat diusulkan sebagai penerima kartu BPJS," kata Feri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya