VIVA – Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Taufik Kurniawan, menganggap hasil survei tidak selalu mewakili suara seluruh rakyat Indonesia. Dia mengatakan itu merespons temuan Lingkaran Survei Indonesia Denny JA yang menyebut PAN terancam tidak lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold).
"Hasil survei silakan saja, tapi jangan sampai digunakan untuk penggiringan opini. Karena survei di Pilkada Jakarta enggak ada yang hasilnya menunjukkan Anies-Sandi menang. Salah juga survei itu," kata Taufik di kompleks parlemen di Jakarta pada Kamis, 25 Januari 2018.
Hasil survei, katanya, mesti dapat dipertanggungjawabkan. Dia mengingatkan, saat ini Indonesia memasuki tahun politik sehingga survei yang berbasis akademik jangan sampai dipolitisasi.
"Dan kalau hasilnya salah seperti yang terjadi pada PAN, nanti bisa dituntut, lho, sehingga itu jadi hal-hal yang membuat situasi persepsi publik tidak ditempatkan pada posisinya," ujar Taufik.
PAN, menurut Taufik, tak memedulikan hasil survei, termasuk hasil survei yang dirilis LSI Denny JA. Dia meyakini elektabilitas PAN selalu berada di atas lima persen.
"PAN enggak peduli hasil survei. Kalau itu jadi salah satu indikator, ya, silakan. Empat kali pemilu, PAN disurvei di atas lima persen, enggak pernah selalu di bawah satu koma enam persen," kata Taufik.
Lingkaran Survei Indonesia Denny JA merilis hasil surveinya tentang lima partai politik dengan elektabilitas rendah, yaitu PPP, Partai Nasdem, PAN, PKS, dan Partai Hanura. Partai-partai itu terancam menjadi partai gurem atau tak lolos ambang batas keterwakilan di parlemen pada Pemilu Legislatif tahun 2019.
Jelang Tahun Baru, Zulkifli Hasan Pilih Keliling Sumatera Barat
Sejak tiba di Padang pada 29 Desember 2021, Zulkifli Hasan langsung tancap gas untuk bertemu kader-kadernya di Sumbar.
