Duet Mega-Hamzah Haz Jadi Inspirasi PPP Dorong Figur Santri

Ketua Umum DPP PPP, Romahurmuziy.
Sumber :
  • Dok. PPP

VIVA – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melempar isu sebaiknya calon pendamping Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019 dari kalangan santri. Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy alias Romi mengatakan alasan dorongan perlunya figur cawapres berlatar belakang religi.

PPP Kritik Menteri Agama soal Permen Majelis Taklim

Romi menyarankan kalangan religi mengacu penglihatan kebutuhan Jokowi sebagai calon presiden. Menurutnya, ajang pilpres perlu diberi figur religi untuk meredam isu SARA.

"Tentu itu dasarnya penglihatan kita akan kebutuhan Pak Jokowi dalam menghadapi kontestasi pilpres yang akan datang. Sekaligus memberikan sumbangan untuk mendinginkan kontestasi Pilpres tidak berbalut kebencian bernuansa SARA," kata Romi dalam keterangannya, Senin, 12 Februari 2018.

Wacana Tambah Masa Jabatan Presiden, PPP: Tidak Perlu

Dijelaskan dia, kelompok nasionalis dan agama tak bisa dipisah sebagai kombinasi pasangan dalam pemilu. Alasannya juga karena latar belakang perjuangan Republik Indonesia yang punya kelekatan dengan dua kelompok ini.

"Dua kelompok ini yang dari sejarah republik ini berdiri adalah mendirikan republik. Dan, dua inilah sebaiknya menjadi pasangan ideal untuk membangun itu," jelasnya.

PPP Menuju Islah, Humphrey: Semakin Jelas Arah Dua Kubu Serius Menyatu

Romi juga merujuk pengalaman PPP ketika memberikan dukungan kepada Hamzah Haz sebagai wakil presiden untuk menjadi pendamping Megawati Soekarnoputri. Duet Mega-Hamzah dinilai sebagai pasangan nasionalis-santri. Selain itu, dianggap kekuatan bangsa yang mencerminkan Pancasila

"Kami PPP sudah memiliki cukup sejarah di tahun 2001 dulu pernah memasangkan secara sempurna Bu Mega dan Pak Hamzah Haz sehingga memang warna nasionalis santri itu sangat Indonesia," tuturnya.

Kemudian, Romi menjawab diplomatis terkait peluangnya mendampingi Jokowi di Pilpres 2019. Kata dia, persoalan pendamping adalah kewenangan sepenuhnya Jokowi dalam memilih. Ia meyakini, suatu saat Jokowi akan mengumpulkan koalisi parpol pendukung pemerintah terkait persoalan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya