PAN: Calon Tunggal Tak Elok, Tak Bagus

Ketua DPP PAN Yandri Susanto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Moh. Nadlir

VIVA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Yandri Susanto mengatakan, PAN saat ini masih menjajaki dan melakukan komunikasi politik dengan partai lainnya untuk membentuk poros baru dalam Pilpres 2019. Sehingga kemungkinan calon presiden tunggal bisa dihindari.

Ajukan Saksi Tambahan, Putusan Gugatan Mulan Jameela Cs Ditunda

"Pilpres kan tinggal lima (Gerindra, PKS, PAN, PKB, Demokrat) yang belum mendeklarasikan. Itu kan masih ada 47 setengah persen. Kalau nggak ada yang menyeberang pada Pak Jokowi lagi, itu kan bisa dua pasang dengan syarat 20 persen," kata Yandri di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 5 Maret 2018.

Ia menambahkan, terbuka juga kemungkinan lima partai ini bergabung untuk mengusung pasangan calon presiden dan wakilnya. Ia pun menyatakan PAN siap saja berkoalisi dengan partai tersebut.

Jusuf Kalla Nilai Pertemuan Jokowi-Prabowo Damaikan Politik Bangsa

"Biar nggak calon tunggal. Calon tunggal nggak elok dan nggak bagus," kata Yandri.

Menurut dia, terbuka juga kemungkinan PAN hanya berkoalisi dengan Gerindra. Sementara partai lainnya membuat poros baru. Opsi lainnya bisa juga Gerindra berkoalisi dengan sebuah partai, lalu sisanya yang membuat poros baru.

#03PersatuanIndonesia Sinyal Baik Pertemuan Jokowi-Prabowo

"Ini masih dalam penjajakan, masih dalam komunikasi yang sangat intensif. Karena memang waktunya sangat terbatas. 4 Agustus kita sudah harus mendaftar," kata Yandri.

Ia menyebutkan, untuk membuat poros baru, calon presiden yang mungkin diusung di antaranya Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, atau Agus Harimurti Yudhoyono. Ia menegaskan, hingga kini PAN masih cenderung membuat poros baru atau berkoalisi dengan Gerindra.

"Itu juga belum terlalu fokus (poros baru atau koalisi lima partai yang belum deklarasi). Karena kita juga nggak ada jaminan. Kalau tiba-tiba misal jadi dua calon. Tiba-tiba di ujung lari, bisa gigit jari juga. Makanya sekarang ingin memastikan komunikasi itu tidak ada dusta di antara kita," ujarnya.

Menurutnya, kecenderungan PAN saat ini berada 'di luar' Jokowi. Sebab, PAN tak ingin ada calon tunggal. Sementara dukungan pada Jokowi berpotensi memunculkan calon tunggal.

"Dengan Pak Jokowi tak ada masalah. Komunikasi dengan PDIP bagus. Dengan parpol lain bagus. Nggak ada masalah. Tapi PAN ambil keputusan bukan maunya Pak Amien atau Bang Zul, tapi diputuskan berdasarkan rakernas dan rapimnas. Sampai hari ini kecenderungan kuat ingin menghadirkan calon alternatif." (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya