- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muchammad Romahurmuzy alias Romi disebut-sebut salah satu sosok yang berpotensi menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019.
Menanggapi hal itu, Romi, sapaan Romahurmuzy, mengemukakan, saat ini hal yang paling dirajut adalah terciptanya ikatan satu hati dengan Jokowi. "Bicara cawapres, yang paling penting menganalisis kebutuhan Pak Jokowi dulu. Partai Persatuan Pembangunan telah mengajukan rumusan apa yang disebut lima syarat dan satu hati," kata Romi seusai Rapat Koordinasi Wilayah PPP Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Jumat malam, 16 Maret 2018.
Lima syarat dimaksud ialah, kebutuhan menjaga narasi besar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dibangun di atas nasionalisme dan agama. "Kebutuhan menghadapi pemilih milenial, kebutuhan untuk menjaga kompetensi intelektual, dan kebutuhan meneruskan visi dan misi yang diletakkan Pak Jokowi saat ini," ujar Romi.
Selanjutnya, lanjut Romi, memastikan adanya sumbangan elektoral, dan terakhir yaitu memastikan bahwa Jokowi didampingi oleh sosok yang mampu mengurangi ujaran kebencian. "Untuk itulah kami rumuskan lima syarat dan satu hati, sudah kami sampaikan ke beliau (Jokowi) dan beliau mantuk-mantuk (memahami)," ujarnya.
Jokowi, menurut Romi, sangat memahami lima syarat dan satu hati yang diajukan PPP terkait Pilpres 2019 nanti. "Tinggal hari ini yang paling penting adalah mencari sosok yang sedemikian dan memastikan satu hati dengan presiden. Karena betapapun kriteria terpenuhi tapi presiden merasa tidak cocok dengan orang tersebut, kan, jadi persoalan," katanya.
Romi belakangan ini tampak mesra dengan Jokowi. Ia beberapa kali mendampingi kala Presiden kunjungan kerja. Ia juga direpresentasikan dari kalangan santri dan masyarakat muslim.
Selain Romi, sosok lain dari kalangan santri dan muslim yang disebut-sebut berpotensi mendampingi Jokowi, ialah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, A Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
PPP Kritik Menteri Agama soal Permen Majelis Taklim
"Jangan dia tiba-tiba diatur, kan kaget semua."
