Airlangga Ingin Titiek Soeharto Jadi Wakil Ketua MPR

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto (kedua kiri)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA - Partai Golkar berencana mendorong putri almarhum Soeharto, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, untuk menjadi salah satu Wakil Ketua MPR menggantikan Mahyudin.

Istana: Isu Jokowi Masuk Bursa Calon Ketua Umum Partai Golkar itu Urusan Internal

Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto saat menyampaikan pidato pelantikan pengurus Pimpinan Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golkar (PP KPPG) di DPP Partai Golkar, Minggu, 18 Maret 2018.

"Saya mengusulkan kader perempuan dari Partai Golkar di pimpinan MPR. Kami dorong Mbak Titiek untuk mengisi pimpinan MPR," kata Airlangga.

Airlangga: 195 PSN Selesai Dibangun Sejak 2016-Februari 2024, Nilainya Rp 1.519 Triliun

Dia akan memproses segera pergantian Mahyudin dengan Titiek Soeharto melalui mekanisme yang diatur dalam internal Partai Golkar, yaitu melalui rapat pleno yang dijadwalkan pada sore ini.

"Iya, nanti akan kami proses," ujarnya.

Respon Agus Gumiwang soal Masuk Bursa Calon Ketua Umum Golkar

sorot partai garuda - berkarya - Titiek Soeharto

Politikus Partai Golkar Titiek Soeharto

Pernyataan Airlangga itu pun diamini oleh Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus. Menurut Lodewijk, mekanisme pergantian nama pimpinan MPR dari Partai Golkar itu harus melalui mekanisme rapat pleno yang digelar hari ini.

Namun, Lodewijk belum dapat memastikan apakah keputusan pergantian Mahyudin dengan Titiek Soeharto benar-benar dapat diputuskan malam ini.

"Insya Allah kalau mungkin malam ini bisa kami rapatkan akan kami rapatkan, sehingga ada keputusan bersama. Karena proses pengambilan keputusan di Golkar itu kan harus kolektif kolegial, sehingga tidak bisa diputuskan hanya satu orang itu. Jadi nanti kita bicarakan lah," kata Lodewijk.

Sebelumnya, kabar mengenai Golkar mengganti Mahyudin dengan Titiek Soeharto sudah mengemuka beberapa hari yang lalu. Namun, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Fredrich Paulus membantahnya. Dia mengatakan Golkar belum membahas mengenai hal itu. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya