Prabowo Ingatkan, Dia Tak Anti Terhadap Asing

Presiden Jokowi, Wapres JK, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di Istana Negara.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Handout/Setpres/Agus Suparto

VIVA – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyebut, banyak kajian di luar negeri yang memprediksi Indonesia akan bubar pada 2030.

Gerindra Cium Aroma Pilkada dalam Penanganan Covid-19 di Depok

Menurut dia, hal itu bisa terjadi, karena bangsa asing ingin mengambil kekayaan Indonesia. Namun, Prabowo menyampaikan bahwa ia dan Partai Gerindra tidak bermaksud antiasing.

"Oh saya tidak anti. Kami tidak antiasing. Kami mau bersahabat dengan asing, tetapi kita tidak mau dirampok, tidak mau dipecundangi asing," kata Prabowo, ketika ditemui di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis 22 Maret 2018.

Kocak, Andre Rosiade Pesan Tiket Debat RR vs Luhut Bahas Utang Negara

Prabowo mengatakan, dia ingin agar Indonesia bisa bersahabat dan bermitra dengan asing. Indonesia, menurutnya, tidak boleh kalah makmur dari bangsa lain.

"Kalau bangsa lain boleh makmur, kenapa orang Indonesia enggak boleh makmur? Kenapa rakyat kita selalu gajinya kecil, enggak bisa bayar ini, bayar itu? Rakyat kita enggak bisa makan daging, kenapa? Anak-anak kita kuntet, anak-anak kita butuh protein, ibu-ibu kita butuh protein," ujar Prabowo.

PA 212: Prabowo Sudah Finis

Dia mengaku merasa wajib menyampaikan adanya pembicaraan di luar soal Indonesia bisa bubar pada 2030. Ia mengatakan, para pemimpin negara yang lain juga perlu memperhatikan ini.

"Sebagai pemimpin, saya harus bicara. Jadi, bukan kita antiasing, kita mau bersahabat sama asing, kita butuh asing. Tapi kita jangan terlalu lugu, jangan kita biarkan kekayaan kita diambil dan elite kita diam, santai aja gitu lho," kata Prabowo.

Sebelumnya, Prabowo menyebutkan, ada prediksi Indonesia bisa bubar pada 2030. Prediksi ini dinyatakan Prabowo dalam sebuah video yang diunggah dari akun resmi Facebook Gerindra berdurasi satu menit 18 detik.

Isi kutipan lengkap video tersebut yaitu:

"Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini. Tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030.

Bung! Mereka ramalkan kita ini bubar, elite kita ini merasa bahwa 80 persen tanah seluruh negara dikuasai 1 persen rakyat kita, enggak apa-apa.

Bahwa hampir seluruh aset dikuasai 1 persen, enggak apa-apa. Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa.

Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara sekalian! Semakin pintar, semakin tinggi kedudukan, semakin curang! Semakin culas! Semakin maling! Tidak enak kita bicara, tapi sudah tidak ada waktu untuk kita pura-pura lagi."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya