- Partainasdem.id
VIVA – Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, dilaporkan telah meninggalkan Partai Golkar untuk bergabung dengan Partai Nasdem.
Dikutip dari laman resmi Partai Nasdem, Partainasdem.id, Syahrul resmi menjadi bagian dari Partai Nasdem ketika hadir dalam rapat konsolidasi partai itu di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, pada Rabu lalu.
"Bagi saya, partai politik yang baik itu adalah Partai Nasdem dan partai yang dipimpin Ketua Umum Surya Paloh melarang mahar. Karena itu, pada acara konsolidasi ini, saya bergabung dan siap memenangkan Partai Nasdem," kata Syahrul.
Dalam kesempatan yang sama, hadir Ketua Partai Gerindra Sulawesi Utara, Vonnie Anneke Panambunan. Vonnie juga meninggalkan partai asalnya untuk bergabung dengan Nasdem.
"Saya pilih gabung Nasdem bukan karena paksaan, tapi memang saya ingin ke Nasdem karena saya yakin Partai Nasdem konsisten memberi contoh cara berpolitik yang baik," ujarnya.
Syahrul dan Vonnie bukan orang baru di partai asalnya. Syahrul bahkan menjabat Ketua Partai Golkar Sulawesi Selatan hampir selama dua periode. Namun dia kemudian dicopot oleh sang ketua umum waktu itu, Setya Novanto, pada September 2016.
Sementara Vonnie, selain sebelumnya menjadi Ketua Partai Gerindra Sulawesi Utara, juga menjabat Bupati Minahasa Utara. Dia mengaku sebenarnya sudah menantikan momen kepindahan itu. Dalam forum konsolidasi Partai Nasdem di Minahasa Utara yang dihadiri sang ketua umum Surya Paloh itulah dia meresmikan keputusannya untuk bergabung dengan Nasdem.
"Saya sudah tunggu lama sekali, akhirnya Pak Surya datang juga ke Minahasa Utara. Mulai hari ini saya mengundurkan diri dari Gerindra dan teguh pada restorasi Nasdem," kata Vonnie.
Syahrul segera disambut para petinggi Nasdem Sulawesi Selatan setelah dia kembali dari Minahasa Utara. Dia menganggap Nasdem adalah partai politik yang memiliki visi restorasi untuk Indonesia yang diharapkan mampu menembus tantangan di masa mendatang.
"Ini adalah sebuah pilihan, saya punya perjalanan politik dan pemerintahan dari bawah dan saya harus punya pilihan secara tegak lurus pada kepentingan idealisme, kepentingan rakyat, bangsa dan negara," kata Syahrul.
