Ketua DPR Usul Pilkada Langsung Dikaji Ulang

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo
Sumber :
  • VIVA/Reza Fajri

VIVA - Ketua DPR Bambang Soesatyo secara pribadi meminta pemerintah mengkaji penyelenggaraan pilkada langsung yang sudah diterapkan selama ini. Apakah efeknya membawa lebih banyak manfaat atau mudharatnya bagi bangsa.

Bamsoet Sebut Ketua TPN Ganjar-Mahfud Bakal Sowan ke Prabowo

"Terlebih beban politik dalam penyelenggaraan pilkada langsung sangat tinggi, bukan hanya terhadap kandidat yang maju dalam pemilihan, juga terhadap keuangan negara sebagai penyelenggara," kata Bamsoet di Gedung DPR, Jakarta, Jumat, 6 April 2018.

Menurutnya, kalau memang hasil kajian menyatakan pilkada langsung lebih banyak membawa mudarat, maka harus menerima sebagai sebuah kenyataan. Demokrasi yang berkualitas tidak hanya diukur dari sistem pemilihan langsung.

Bamsoet Nilai Sistem Demokrasi Pemilu Langsung Perlu Dikaji Ulang karena Marak Politik Uang

"Pemilihan kepala daerah melalui sistem perwakilan di DPRD juga tidak mengurangi nilai kualitas demokrasi. Yang terpenting prosesnya penuh transparansi," ujar Bamsoet.

Namun demikian, Bamsoet berpandangan untuk pileg dan pilpres tetap harus dilakukan secara langsung. Cukup pilkada yang proses pemilihannya dikembalikan melalui DPRD.

Bamsoet Ingatkan AHY soal Mafia Tanah Kerap Berkolaborasi dengan Mafia Peradilan

"Sebenarnya dalam Undang-Undang Pilkada Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah, mekanisme pemilihan kepala daerah dilaksanakan secara tidak langsung. Namun, pemerintah yang saat itu dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak setuju, alasannya masyarakat lebih menghendaki pemilihan dilakukan secara langsung. Akhirnya, Presiden SBY mengeluarkan Perppu No 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang mengubah mekanisme pemilihan dari tidak langsung menjadi langsung," kata Bamsoet.

Khusus menghadapi pesta demokrasi pileg dan pilpres yang merupakan hajatan besar bangsa Indonesia, Bamsoet akan mengintensifkan koordinasi antara DPR RI dengan instansi penyelenggara pemilu seperti KPU, Bawaslu, maupun Kementerian Dalam Negeri dan Kepolisian.

"DPR RI ingin pastikan, para penyelenggara pemilu sudah memahami dan memetakan berbagai potensi konflik maupun kerawanan di berbagai daerah dalam menghadapi pileg dan pilpres. Gesekan maupun konflik horizontal bisa jadi tak terhindarkan, karena itu kita harus antisipasi sedini mungkin," ujar Bamsoet.

Ia mengimbau semua pihak tidak menciptakan kegaduhan menjelang pilkada serentak 2018, pileg dan pilpres 2019. Stabilitas keamanan maupun stabilitas sosial politik harus terjaga dengan baik, agar penyelenggaraan pesta demokrasi tidak ternodai dengan kericuhan maupun konflik horizontal.

"Kondusifitas bangsa sangat penting. Jangan sampai pesta demokrasi dinodai oleh kerusuhan dan perpecahan bangsa. Walaupun kondisi penyelenggaraan pilkada yang telah kita lakukan selama ini membuka celah bagi politik biaya tinggi, korupsi maupun kerusuhan sosial. Ini yang harus kita antisipasi bersama," tutur Bamsoet. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya