PKS Senang Reaksi Jokowi Tanggapi Kaus #2019GantiPresiden

Presiden PKS Sohibul Iman.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman mengaku senang melihat reaksi Presiden Joko Widodo yang santai menanggapi gerakan ganti presiden di kaus yang bertuliskan #2019GantiPresiden.

Syaikhu Bicara Peluang PKS Gabung dengan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Dia mengatakan, sikap Jokowi yang mempertanyakan dengan kaus bisa ganti Presiden menandakan tanggapan yang relaks.

"Itu adalah sebuah tanggapan yang relaks. Saya kira bagus, karena gerakan ganti Presiden itu adalah gerakan yang normal dalam demokrasi, bukan sebuah kejahatan," ujar dia di Bumi Perkemahan Cibubur, 8 April 2018.

Presiden PKS: Kami Belum Dapat Pasangan Ajukan Hak Angket

Sohibul mengatakan, meski gerakan ini 'sejuntrungannya' belum jelas, tetapi ini perlu diantisipasi Presiden, karena menandakan adanya ketidakpuasan masyarakat atas kepemimpinan Presiden Jokowi.

"Walaupun kan sekarang kalau dilihat sejuntrungannya belum jelas. Tetapi sudah karena disambut masyarakat begitu luas. Sampai sekarang ada merchandise dari kaus. Saya kira ini berarti dari masyarakat denyutnya menginginkan adanya perubahan," ungkapnya.

PKS Siapkan Kader Terbaik di Pilkada Sumatera Utara, Siapa Orangnya?

Karena itu, kata dia, sudah seharusnya Presiden bersikap bijak dalam mersepons gerakan tersebut, karena dengan luasnya sambutan masyarakat atas gerakan tersebut menandakan keinginan masyarakat untuk memperoleh pemimpin baru.

"Nah untuk itu, sikap bijak dari Presiden itu harus bisa membaca itu, artinya ada ketidakpuasan kepada Pak Jokowi. Saya kira seperti itu saja. tidak ada hal yang istimewa," ujarnya.

Sebelumnya, diketahui, koalisi oposisi pemerintah, khususnya Gerindra dan PKS, kompak membuat gerakan #2019GantiPresiden yang disalurkan melalui gelang maupun kaus oblong. Gerakan ini ditujukan untuk menghadang Presiden Jokowi untuk kembali memipin untuk periode ke 2.

Presiden Jokowi pun ikut angkat bicara menyikapi gerakan tersebut. Dia mengatakan gerakan yang diinisiasi partai oposisi itu semakin tak masuk akal.

"Masa kaus bisa ganti presiden. Yang bisa ganti presiden itu rakyat. Kalau rakyat itu berkehendak, bisa. Kalau rakyat tidak mau ya tidak bisa. Juga kehendak dari Allah," ujarnya di Konvensi Nasional Galang Kemajuan (GK) di Bogor, Jawa Barat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya