PPP Ingatkan Efek Ekor Jas di Pemilu 2019

Ketua Umum PPP Romahurmuzy.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA – Sekitar satu tahun dari sekarang, masyarakat di Tanah Air akan menghadapi Pemilu 2019. Kontestasi lima tahun kali ini berbeda, karena untuk pertama kalinya, antara pemilu legislatif dan presiden, digelar serentak.

PPP Kritik Menteri Agama soal Permen Majelis Taklim

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mohammad Romahurmuziy mengingatkan partainya untuk bersiap-siap dan melakukan antisipasi. 

Mereka tidak boleh salah langkah. "Kenyataannya, pilpres akan memengaruhi pileg," kata politisi yang akrab disapa Rommy itu, di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 14 April 2018.

Wacana Tambah Masa Jabatan Presiden, PPP: Tidak Perlu

Rommy mendasarkan analisanya itu pada sebuah teori bernama coat tail effect atau efek ekor jas yang berkembang di Amerika Serikat. Teori itu merujuk pada populerisasi.

Di Amerika Serikat, kata Rommy, anggota Kongres AS yang akan dilantik menggunakan jas yang memiliki ekor. Tapi di sini, letak persoalannya bukan pada jasnya. "Tapi penampilan dari calon-calon yang ditetapkan itu akan memengaruhi perolehan suara partai politik itu," ujar Rommy.

PPP Menuju Islah, Humphrey: Semakin Jelas Arah Dua Kubu Serius Menyatu

Dari teori itu, capres-capres yang ditetapkan partai di Pemilu 2019, nantinya akan memengaruhi perolehan suara partai. Rommy mengungkapkan, pada 2009, coat tail effect itu pernah terjadi di Indonesia.

Saat itu, seluruh parpol mencalonkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tetapi suara mereka turun, bukan naik. PKB hilang 29 kursi, PPP 20 kursi, PKS 1 juta suara.

"Pengusung Pak SBY turun. Padahal, SBY sedang tinggi-tingginya. Kenaikan suara hanya ditransfer ke satu partai politik, yaitu partai SBY," ujar Rommy.

Karena itu, menurut Romny, penting bagi partai politik dalam berupaya menempatkan kadernya sebagai capres atau cawapres. Alasannya tak lain, karena coat tail effect pernah terjadi di Indonesia.

Saat ini, PPP sudah mendeklarasikan Joko Widodo sebagai capres 2019. Tetapi, mereka belum menyodorkan nama untuk cawapres. Partai itu berharap, siapa pun cawapres Jokowi nanti bisa ikut mengerek suara mereka di pemilu legislatif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya