Upaya Bargaining Cak Imin ke Jokowi Disebut Percuma

Jokowi dan Cak Imin.
Sumber :
  • VIVA/Agus Rahmat

VIVA - Manuver Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar menjadi sorotan. Cak Imin, sapaan akrabnya, telah mendeklarasikan diri sebagai calon wakil presiden, meskipun belum ada bakal capres yang menggandengnya.

PKB dan PKS Sepakati Koalisi di Pilkada Serentak 2024, Khususnya di Jateng dan Jatim

Dalam berbagai kesempatan, Cak Imin menyatakan, ingin berpasangan dengan Jokowi dengan adanya deklarasi JOIN (Jokowi-Cak Imin). Namun, dalam kesempatan lain, ia menyebut juga ingin berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Pengamat Politik dari Charta Politica, Muslimin menilai, upaya Muhaimin itu memperlihatkan ambisi politik yang tidak bagus dan tidak etis. Bahkan, dia menyebut Muhaimin mungkin saja tidak hanya menanawarkan diri ke Jokowi dan Prabowo.

Pilpres Berakhir, Cak Imin Sebut Timnas Amin Akan Dibubarkan Besok Pagi di Rumah Anies

"Jika ada tokoh lain yang berpotensi menjadi capres, ia juga akan menawarkan dirinya," kata alumni Pasca Sarjana Universitas Indonesia jurusan Komunikasi Politik ini, saat dihubungi, Kamis 17 Mei 2018.

Ia melihat, upaya Muhaimin menawarkan diri kepada beberapa bakal capres ini menunjukkan belum adanya sinyal yang diberikan Jokowi untuk menggandenganya. Karena itu, Cak Imin mencoba untuk menyebut bisa berpaling ke calon lain dan berupaya untuk memberikan bargaining kepada Jokowi, agar segera melamarnya.

Usai Nasdem, Presiden PKS Ahmad Syaikhu Sambangi Cak Imin di Markas PKB

Jika itu memang merupakan upaya bargaining Muhaimin ke Jokowi, menurut Muslimin, percuma. Karena, dari sisi jumlah kursi untuk pencalonan, Jokowi sudah bisa maju tanpa ada dukungan PKB. Apalagi, masih banyak ketua umum partai lain yang bisa bersaing dengan Muhaimin.

"Ada Romahurmuziy dari PPP dan Airlangga Hartarto dari Golkar, yang juga memungkinkan untuk digandeng oleh Jokowi. Golkar secara jumlah kursi jauh lebih besar dibanding PKB. Sementara, PPP lebih dahulu mendukung Jokowi disbanding PKB," kata Muslimin.

Muslimin berpendapat dibanding kepada Jokowi, bergaining Muhaimin sebenarnya lebih tepat untuk Prabowo. Karena, secara kursi Partai Gerindra tidak cukup untuk mengusung Prabowo tanpa berkoalisi dengan partai lain. Memang ada PKS, namun Partai Gerindra dan PKS secara resmi belum mendeklarasikan diri untuk mengusung Prabowo. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya