Kemenangan Mahathir Lecut Semangat Prabowo Tumbangkan Jokowi

Presiden Jokowi menyambut Prabowo Subianto di Istana Negara beberapa waktu silam.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

VIVA – Kemenangan tokoh oposisi di Pemilu Malaysia disebut mempengaruhi semangat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam menghadapi Pilpres 2019. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono pun yakin hasil pemilu Malaysia terjadi juga di Indonesia.

Rektor Pakuan: Klaim Menang Pilpres 2019 Agar Disikapi Hati-hati

"Pak Prabowo justru sekarang lebih semangat karena di Malaysia kemenangan oposisi di Malaysia itu mempengaruhi semangat kami," kata Ferry saat menghadiri survei Charta Politica di kawasan Melawai, Jakarta, Senin 21 Mei 2018.

Koalisi oposisi Pakatan Harapan di Malaysia yang dipimpin Mahathir Mohammad mengalahkan Perdana Menteri (PM) petahana dengan koalisi Barisan Nasional (BN). Di usianya yang kini memasuki 92 tahun, Mahathir saat ini menjadi perdana menteri tertua di dunia.

PKB Mengadu ke KPU Lamongan

Ferry menyebut, Prabowo semakin merasa muda karena perbandingan umurnya dengan Mahathir yang menjadi PM Malaysia terpaut jauh. Saat ini mantan Komandan Jendral Kopassus itu menginjak usia 67 tahun.

"Kemenangan di Malaysia itu oposisi semoga juga terjadi di Indonesia," lanjut Ferry.

Duh, Kantor Jurdil2019.org Diintai Orang Tak Dikenal

Sikap optimistis, lanjut Ferry, juga tercermin pada elektabilitas Prabowo yang kian menanjak usai menerima mandat kader Gerindra ada 11 April 2018. Nilai survei Prabowo membaik setelah diberi kepercayaan menjadi capres di Rapat Koordinasi Nasional Gerindra, Hambalang, Bogor.

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Berdasarkan hasil survei terkini yang dirilis Charta Politica, Prabowo disebut mengalami peningkatan elektabilitas. Survei itu diadakan 13-19 April 2018 itu melibatkan 2 ribu responden dengan tingkat margin of error 2,19 persen.

"Ada tendensi kenaikan (eletabilitas) dari Prabowo Subianto dari 14 persen ke 23 persen, dan ada penurunan sedikit elektabilitas Jokowi. Ada pengaruh dari deklarasi Prabowo di internal yang membuat elektabilitasnya naik," kata Direktur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya dalam kesempatan yang sama.

Baca: Gerindra Resmi Calonkan Prabowo Capres 2019

Berdasarkan survei itu, elektabilitas capres tertinggi dimiliki Jokowi yang meraup 51,2 persen suara. Posisi Jokowi diikuti Prabowo (23,3 persen), Gatot Nurmantyo (5,5 persen), Anies Baswedan (3,4 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (2,7 persen).

Isu Sama

Lebih lanjut, sikap optimis Ferry bahwa Prabowo akan memenangi pemilu 2019 layaknya pemimpin oposisi Malaysia menang pemilu lantaran isu pada pemilu Malaysia sama seperti pemilu di Indonesia.

"Saya rasa ada beberapa isu yang sama mengenai penggunaan TKA dari China. Kemudian investasi Cina di Malaysia sama di kayak di Indonesia. Kemudiam pajak yang sangat tinggi ke pelaku usaha itu kan memberatkan di Indonesia juga. Apalagi nilai tukar rupiah jatuh. Hari ini 14.200," ujar Ferry.

Ia pun yakin elektabilitas Jokowi akan turun jika nilai tukar rupiah anjlok dan kebutuhan pangan semakin tinggi. Apalagi, dalam safari politik Prabowo ke pulau Jawa, ia melihat antusias masyarakat sangat tinggi.

Baca: Ruhut Tertawa Geli Baca Survei INES, Prabowo Kalahkan Jokowi

Mengenai beberapa hasil survei yang selalu menempatkan Prabowo di bawah Jokowi, Ferry mengatakan hal tersebut bukan menjadi patokan. Saat ini, ia berpegang pada data yang menunjukan elektabilitas Jokowi makin lama makin menurun. Sementara Prabowo makin lama makin meninggi.

"Survei pasti kita punya survei internal tapi sekarang kita punya referensi big data. Big data itu bisa analisis perilaku pemilih memperlihatkan bahwa kenaikan elektabilitas pak Prabowo meskipun tidak drastis tapi meningkat terus. Itu berbanding elektabilitas pak Jokowi yang turunnya lebih tajam," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya