Soeharto dan Keluarga Cendana Dinilai Rugikan Golkar

Dua putri almarhum mantan Presiden Soeharto, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto (kiri) bersama Siti Hutami Endang Adiningsih alias Mamiek Soeharto (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ubaidillah

VIVA – Mundurnya Titiek Soeharto dari Partai Golkar menjadi momentum mewujudkan Golkar dengan paradigma baru dan lepas dari bayang-bayang Presiden kedua Soeharto, penguasa 32 tahun di Indonesia.

Pilkada 2020, Demokrat dan Golkar Sepakat Usung 33 Paslon

"Setelah 20 tahun menunggu maka hari ini Partai Golkar bisa lepas dari bayang-bayang Soeharto atau memutus keterikatan dengan sosok Soeharto dan keluarga Cendana," kata Gandung Pardiman, Ketua Umum Jaringan Kerja Rakyat Bersama Jokowi (Jangkar Bejo), Senin, 11 Juni 2018.

Ketua Dewan Pembina DPD I Partai Golkar ini menyatakan Golkar dengan paradigma baru bekerja sesuai dengan misi baru dan tidak bisa dipaksa untuk mengakomodir keinginan keluarga Cendana dalam pengambilan kebijakan oleh partai.

Ketua Jokowi Mania Masuk Partai Golkar?

"Pak Akbar Tanjung sudah mencoba memutus Golkar dengan Orde Baru, namun setelah 20 tahun baru terlaksana hari ini dengan mundurnya Titiek Soeharto dari Partai Golkar," ujarnya.

Mantan anggota DPR periode 2009-2014 Partai Golkar ini mengatakan bayang-bayang Orde Baru dengan hadirnya keluarga Cendana itu tak selamanya menguntungkan Golkar. Hal ini merunut perolehan suara Golkar untuk kursi DPR pada Pileg 2009 sebanyak 250 ribu suara, namun pada Pileg 2014 hanya 190 suara atau turun 60 ribu suara.

Aburizal Bakrie Dukung Semangat Anak Muda Lalui Pandemi COVID-19

"Artinya apa? Mbak Titiek yang merupakan anak penguasa Orde Baru maju menjadi DPR melalui Golkar membuat suara Golkar turun di DIY. Jadi slogan “Isih Enak Jamanku Ta" dengan gambar foto HM Soeharto tersenyum itu justru merugikan Golkar," terangnya.

Ditanya tentang dirinya yang akan menggantikan Titiek Soeharto setelah keanggotaan dari Partai Golkar gugur dan disusul dengan proses PAW, Gandung mengaku hanya menunggu perintah dari DPP Golkar saja kapan akan dilantik menggantikan Titiek Soeharto. Pada Pemilu 2014 lalu, Gandung berada di bawah Titiek. Perolehan suara Gandung kalah telak oleh Titiek Soeharto.

"Yang jelas anggota Titiek Soeharto di Partai Golkar gugur dan harus ada mekanisme PAW. Ya sih, nunggu saja keputusan DPP Partai Golkar," ujar Gandung.?

Gandung mengatakan mundurnya Titiek Soeharto sudah diketahui dirinya dan DPP Partai Golkar sekitar satu bulan yang lalu dan bukan kabar yang baru dan mengagetkan bagi pengurus partai Golkar di daerah maupun di pusat.

"DPP Partai Golkar sudah tahu Titiek Soeharto akan mundur dari Golkar dan bergabung dengan Partai Berkarya. Jadi itu bukan kabar baru lagi bagi kami," terangnya mantan ketua DPD I Golkar DIY dua periode ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya