Demokrat: Yang Introspeksi Jokowi dan Mega Bukan SBY

Presiden Jokowi dan Megawati saat makan malam di Istana Batu Tulis
Sumber :
  • Sekjen PDIP

VIVA - Pernyataan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Bambang DH, yang meminta Susilo Bambang Yudhoyono mengintrospeksi diri menuai jawaban keras dari Partai Demokrat. Demokrat menilai yang harusnya introspeksi adalah Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri.

Bocoran Hasil Pertemuan Jokowi dengan Prabowo-Gibran di Istana

"Melihat beberapa kejadian kontroversial hari-hari ini di antaranya pengangkatan Iriawan menjadi Pj Gubernur Jabar dan berpihaknya Wakapolda Maluku terhadap calon tertentu sehingga dicopot, lebih tepat sebenarnya kalimat introspeksi ini disampaikan Bambang DH kepada Presiden Jokowi dan Ketua Umumnya Ibu Megawati," kata Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon lewat keterangan tertulisnya, Kamis, 21 Juni 2018.

Menurut Jansen, Jokowi dan PDIP-lah yang sekarang sedang mengelola kekuasaan. Bukan menunjukkan pernyataan itu kepada Partai Demokrat dan SBY.

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Temui Presiden Jokowi di Istana

"Introspeksi diri itu lebih tepat dilakukan oleh yang sedang berkuasa dan memegang kekuasaan. Agar mengelola negara ini tidak terus buat kisruh karena kebijakan-kebijakannya yang kontroversial, memantik persoalan dan ditolak publik," ujar Jansen.

"Jadi tidak beralasan dan error in contex kalimat Bambang DH yang meminta Ketua Umum kami Pak SBY untuk instropeksi diri, karena beliau sudah purna dari kekuasaan," katanya.

Kata Istana soal Kabar Jokowi Bakal Anugerahkan Satyalencana ke Gibran dan Bobby

Jansen menilai introspeksi itu perlu dilakukan agar dalam 1 tahun 4 bulan sisa kekuasaan Jokowi sampai 20 Oktober 2019 negara menjadi adem dan sejuk. Serta tidak setiap hariĀ  muncul kontroversi dari kebijakan-kebijakan dari istana.

"Inilah kembali yang dinamakan maksud hati Bambang DH menuding orang, dia sendiri yang tertuding," kata Jansen.

Sebelumnya, Bambang DH meminta SBY untuk instrospeksi diri ketimbang rajin menyalahkan orang atau pihak lain, sementara kesalahan juga ada pada dirinya. PDIP juga tidak terima dengan tuduhan yang menurutnya tanpa bukti.

"PDI Perjuangan bahkan punya pengalaman buruk di Pilkada Bali 5 tahun lalu. Saat itu alat negara diterjunkan hanya karena ambisi kekuasaan. Jadi, siapa yang punya sejarah gelap menggunakan kekuasaan? Pak SBY jangan lempar batu sembunyi tangan," katanya dalam siaran persnya, Rabu, 20 Juni 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya