Iriawan Komentari Isu‎ Ketidaknetralannya di Pilkada Jabar

Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Komjen Pol M Iriawan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Adi Suparman.

VIVA - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Komjen Pol M Iriawan, angkat bicara soal isu ketidaknetralannya di Pilkada Jawa Barat 2018 dengan mengkondisikan ASN dan para tokoh untuk mendukung salah satu calon yaitu pasangan Mayjend (purn) TB Hasanudin-Irjen Pol (purn) Anton Charliyan.

'Akan Istikharah', Kode Keras Iwan Bule Siap Maju di Pilkada Jabar

Pria yang akrab disapa Iwan Bule ini mengambil sampelĀ sederhana pada isu yang ditujukan. Yaitu, mengkondisikan Babinkamtibmas untuk mengarahkan masyarakat untuk memilih pada 27 Juni 2018.

"Okei kita diskusi, saya (diisukan) mengkondisikan katakan dengan jaringan salah satu tadi contoh (mengkondisikan) Babinkamtibnas. Kalau saya nyuruh Babinkamtibnas milih Anton gitu, kira-kira bocor gak? Bocor pasti," ujar Iwan saat berkunjung ke ruang wartawan Gedung Sate Kota Bandung, Jumat, 22 Juni 2018.

Ridwan Kamil Teratas, Airin-Desy Ratnasari Kejutan di Pilkada Jabar

Selain menginstruksikan anggota Polri, mengarahkan tokoh-tokoh Jawa Barat untuk mendukung Anton Charliyan sangat tidak mungkin, sekalipun mengkondisikan para kepala daerah se-27 kabupaten/kota.

"Saya nyuruh ke tokoh-tokoh (nyuruh) 'kamu milih Anton' apakah dia sepaham milih Anton? Belum tentu. Saya suruh kepala daerah, apa satu partai dengan Anton? Belum tentu," Pasti rame, kalau rame bocor, kira - kira saya dianggap apa nih, curang kan?" terangnya.

Nasdem Jagokan Sahrul Gunawan untuk Menangkan Pilkada 2020

Lanjut Iwan, soal pengkondisian ASN di Pilkada juga sangat keliru karena dalam menjalankan tanggung jawabnya telah mengajak untuk berkomitmen saling mengawasi. Iwan memastikan tindakan tegas akan berlaku bagi ASN yang kedapatan tidak netral.

"Saya (diisukan) mengkondisikan ASN untuk memilih, saya pengaruhnya jelas. (Mendagri bilang) 'kamu jangan coba-coba tidak netral' itu bentuk pertanggungjawaban saya kepada mereka. (Bahkan) kalau kamu (ASN) tidak netral saya lakukan sanksi, tapi sebaliknya kamu awasi saya kalau saya tidak netral, turunkan saya dari jabatan Pj Gubernur ini," tegasnya.

Iwan menambahkan, manuver pengkondisian jika memang benar terjadi akan berdampak buruk baginya sebagai anggota Polri. "Salah satu tugas saya adalah mengawasi ASN supaya netral, ai urang teu netral, cek ASN teh jelema gelo nitah netral ai maneh teu netral (ternyata saya gak netral, ASN pasti bilang gila, nyuruh netral tapi gak netral). Pasti tiguling? (tersungkur)," tegasnya.

Lebih lanjut Iwan mengatakan, disayangkan jika perjuangan karir yang ditempuh dari sejak sekolah hingga ikut AKABRI dan mendapat kepercayaan memegang pangkat jendral dilepas untuk kepentingan politik praktis.

"Sekarang gini pertanyaannya, dengan latar belakang sekolah saya, di AKABRI, di penghujung karir saya dua tahun lagi, boleh gak saya punya pengharapan untuk lebih dari ini? Apakah saya mau mengorbankan itu? Enggak lah," katanya.

"Saya juga ingin dikenang, jadi kalau saya sudah enggak ada, 'oh Pak Iwan bagus selama jadi Pj Gubernur tuh'. Saya juga ingin dinilai di bidang pemerintahan meski bukan ahlinya, berhasil, mau dong. Saya akan sangat malu kembali ke Bandung kalau itu saya lakukan, wah habis dan untung buat saya apa? Gak ada untungnya," katanya.

Seperti diketahui, Iwan menjadi Pj Gubernur hingga dilantiknya Gubernur Jabar baru hasil Pilkada Jabar 2018, yang akan berlangsung pada bulan ini. Dia sebelumnya menjabat Sekretaris Utama Lemhanas.

Dia akan menjadi Pj Gubernur sejak Senin 18 Juni 2018, menggantikan Pelaksana Harian (Plh) Iwa Karniwa. Hal tersebut disahkan dalam pelantikan oleh Menteri Dalam Negeri yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) nomor 106/P/2018 tentang Pengesahan pemberhentian dengan Hormat Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat masa jabatan 2013-2018, dan pengangkatan Penjabat Gubernur Jawa Barat. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya