Fahri: Asyik Kalah karena Suara Kader PKS Terpecah ke Deddy Mizwar

Pasangan calon gubernur dan wagub Jawa Barat nomor urut tiga Sudrajat (kiri)-Ahmad Syaikhu (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Politikus PKS, Fahri Hamzah menilai kekalahan duet Sudrajat-Syaikhu versi hitung cepat atau quick count dalam Pilgub Jawa Barat menunjukkan adanya perpecahan dukungan kader partai dakwah tersebut. Menurutnya, banyak kader PKS yang juga mendukung Deddy Mizwar sehingga suara terpecah.

'Akan Istikharah', Kode Keras Iwan Bule Siap Maju di Pilkada Jabar

"Kalau saya mengatakan PKS itu banyak miss handling, kurang mengikuti rasionalitas keinginan kader seperti dalam kasus Jawa Barat itu, jelas itu," kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, 28 Juni 2018.

Ia menceritakan Deddy Mizwar dulu dicari untuk melawan tren Dede Yusuf dan Rieke Diah Pitaloka yang sangat naik. Sementara, Ahmad Heryawan setelah pecah dengan Dede Yusuf agak tertinggal karena basis popularitasnya rendah.

Ridwan Kamil Teratas, Airin-Desy Ratnasari Kejutan di Pilkada Jabar

"Selama ini kan kiprah politiknya di Jakarta. Cara ngereknya waktu itu kira ngerayu Deddy Mizwar dan saya termasuk yang ikut ngerayu Deddy Mizwar setiap malam sampai dia mau dari artis itu menjadi mendampingi istilah dia Ustaz Heryawan. Dan 5 tahun dia telah mendampingi dengan setia, tanpa penyimpangan sedikitpun," ujar Fahri.

Menurutnya, selama lima tahun Deddy Mizwar mengikuti apapun maunya Ahmad Heryawan sehingga Jawa Barat itu relatif sukses. Karena itu, kader PKS ingin Deddy dengan Syaikhu.

Jokowi Marah hingga Ancaman Reshuffle, Salah Siapa?

"Sudah bikin poster di mana-mana, sudah deklarasi di mana-mana. Tiba-tiba ada konflik elite, sedikit perbedaan pandangan antara Deddy Mizwar dengan Gerindra. Kosong, ya kan, karena waktu itu Gerindra tidak mau mencalonkan Deddy Mizwar," lanjut Fahri.

Baca: SBY Pertanyakan Resep Melejitnya Suara Sudrajat-Syaikhu

Ia menambahkan Deddy pun meminta izin pada Syaikhu, Sohibul Iman dan Ahmad Heryawan bertemu Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY menyetujui tapi dukungan pada Deddy tak utuh lagi.

"Malah Demiz ditolak oleh elite PKS. Lalu kemudian mencari pasangan baru. Harusnya, kalau perspektif itu, harus dirayu Deddy Mizwar itu sudah punya basis massa tertentu karena 5 tahun dia mendampingi Heryawan, ditempel sama mesin PKS, jadi, pasti menang. Tapi karena pecah akhirnya calon lain yang menang. Tidak Sudrajat, tidak Demiz," kata Fahri.

Baca: Quick Count Pilkada Jabar: Ridwan Kamil dan Sudrajat Bersaing
    

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya