- VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur.
VIVA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Sohibul Iman, mengaku kaget mendapatkan informasi adanya tim sukses cagub Sudirman Said dan Ida Fauziah yang sempat ditodong pistol. Ia mempertanyakan kenapa di era 20 tahun reformasi masih ada yang menggunakan cara tersebut.
"Tentu ini menjadi patokan kami semuanya, siapa pun kalau ingin berkompetisi, berkompetisi lah dengan sehat, dengan fair," kata Sohibul di Dewan Pimpinan Pusat PKS, Jakarta, Senin, 2 Juli 2018.
Ia tak mau menuduh siapa penodongnya. Tapi, ia mengaku tak mengetahui siapa pelakunya.
"Tetapi saya kira, siapa pun stakeholder yang berkepentingan dengan demokrasi ini tolong hentikanlah cara-cara itu," kata Sohibul.
Cagub Jateng, Sudirman Said, mengatakan, penodongan pistol itu memang menghambat tim sukses secara psikologis di lapangan. Kondisi itu berpengaruh pada efektivitas saat menjadi saksi.
"Uang sederhana, uang untuk konsumsi para saksi itu. Jadi uang yang dihimpun dengan susah payah pun masih diganggu begitu," kata Sudirman pada kesempatan yang sama.
Senada dengan Sohibul, Sudirman juga tak menyimpulkan siapa pun pelakunya. Tapi yang jelas peristiwa itu dialami timnya dan berakibat kepada tidak maksimalnya saksi.
"Nanti pada waktunya kami jelaskan dengan detail ya (soal kemungkinan laporan ke polisi)," kata Sudirman.
Sebelumnya, calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said mengungkap peristiwa mengejutkan sebelum pencoblosan Pilgub Jawa Tengah, 27 Juni 2018. Pasangan Ida Fauziah itu menceritakan peristiwa penodongan yang dialami timnya saat membawa uang saksi.
Sudirman menyebutkan bahwa peristiwa penodongan itu menimpa seorang sopirnya saat perjalanan Jakarta-Semarang pada Kamis, 21 Juni 2018. Saat itu, sang sopir, yang tak disebut namanya oleh Sudirman sedang perjalanan membawa uang konsumsi saksi untuk Pilgub Jawa Tengah.
“Rekan kami yang mengantar dana konsumsi saksi dicegat, ditodong pistol saat dalam perjalanan di salah satu titik tol Jakarta menuju Semarang," terang Sudirman di Hotel Grasia Semarang, Kamis, 28 Juni 2018.
Menurut laporan yang diterima dari sang sopir yang juga tim pemenangannya itu, penodongan tersebut dilakukan oleh sekelompok orang dengan lima mobil. Saat itu, sopir tersebut langsung dibawa ke sebuah kantor oleh kelompok tersebut.
