- VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur.
VIVA - Usai kekalahan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di sejumlah wilayah pada Pemilihan Kepala Daerah 2018, koalisi pendukung Joko Widodo menjadi sorotan.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani membantah koalisi menjadi tak solid.
"Kami semakin solid. Bukti bahwa kesolidan itu terjaga ini kan tidak pernah ribut soal cawapres. Kami enggak pernah ribut soal cawapres apakah itu ketua umum partai A atau B, kan enggak," kata Arsul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 3 Juli 2018.
Arsul juga membantah tongkat komando koalisi berpindah-pindah. Dia mengklaim selama ini juga tongkat komando tak pernah hanya dipegang oleh PDIP, melainkan bersama.
"Saya kira kalau di koalisi lima partai, tongkat komando dipegang bersama. Meskipun kami secara becandaan mengatakan bahwa kepala gerbongnya adalah PDIP, tetapi kebersamaannya itu selalu di depan," ujar Arsul.
Dia mengaku semua partai pendukung Jokowi punya kepentingannya masing-masing. Seperti PPP yang juga punya kepentingan yang terkait dengan agenda keumatan.
"PPP sebagai Partai Islam tentu itu pasti akan menyampaikan agenda keumatan, umat Islam yang mesti dilakukan pemerintahan Pak Jokowi untuk periode yang akan datang," kata dia.
Mengenai Partai Golkar yang kerap mendorong Ketua Umumnya Airlangga Hartarto sebagai calon wakil presiden, Arsul menilai itu salah satu contoh kepentingan yang dipunya parpol. PPP juga punya kepentingan semacam itu.
"Ya itu kan masing-masing partai punya perspektif politik masing-masing, ya boleh boleh saja dong, sah-sah saja. Sama sahnya dengan PPP tetap menginginkan sosok yang agamis dan religius sebagai cawapres." (mus)