Kader PKS Diminta Tidak Ancam-ancam Prabowo

Prabowo Subianto saat orasi di hadapan kader Gerindra dan PKS.
Sumber :
  • Repro Twitter

VIVA – Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera di Dewan Perwakilan Rakyat, Jazuli Juwaini, tidak setuju dengan ancaman-ancaman dari internal partainya agar Prabowo Subianto dan Partai Gerindra menetapkan kader PKS sebagai calon wakil presiden.

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang

Jazuli berbicara ini menanggapi pernyataan Anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring yang memaksa agar kader PKS ditunjuk menjadi cawapres Prabowo Subianto.

"Menurut saya sebagai orang PKS, saya tak ingin mengancam-ancam," kata Jazuli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 11 Juli 2018.

Bagi Mardani Ali Sera, PKS Harus Oposisi: Kita Beda dengan 02, Landasan Berpikir dan Asumsinya

Jazuli mengatakan koalisi yang dibangun antara partainya dengan Gerindra selama ini berlandaskan ketulusan. Sehingga soal siapa yang bakal jadi cawapres, menurutnya, lebih bagus dibicarakan dari hati ke hati.

"Saya lebih suka menggunakan bahasa tidak mengancam-ancam, tapi lebih kepada bicara dari hati ke hati dan rasa," ujar Jazuli.

Resmi! PKS Usung Imam Budi Hartono Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

Dia mengakui keinginan PKS soal cawapres tidak bisa diabaikan oleh partai koalisi. Namun, Jazuli juga mengakui Prabowo sebagai capres punya hak menentukan siapa pendampingnya.

"Kita tidak bisa intervensi. Siapa yang ditentukan oleh PKS tentu juga kita minta dihormati oleh teman-teman," kata Jazuli.

Sebelumnya, Tifatul Sembiring menegaskan partainya tetap memperjuangkan kader sebagai cawapres untuk Prabowo Subianto. Dia mengingatkan perjanjian awal antara Gerindra dengan PKS untuk penjajakan koalisi Pemilihan Presiden 2019.

Tifatul menekankan PKS bukan sebagai pelengkap dalam Pilpres 2019. Maka, posisi cawapres untuk kadernya tak bisa ditawar.

"Jadi, sesuai dengan kesepakatan awal dengan Gerindra kita tetap masih mencalonkan Pak Prabowo so far berpasangan dengan cawapres dari PKS. Itu enggak bisa ditawar. Cawapres harus dari PKS. Kami enggak mau jadi penggembira saja dalam pilpres ini," kata Tifatul di gedung DPR, Jakarta, Selasa, 10 Juli 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya