VIVA - Sudirman Said telah diminta menjadi penasihat Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Setelah itu, Sudirman kemudian langsung bergerak untuk pemenangan Prabowo, termasuk menjaga komunikasi dengan partai-partai koalisi.
"Saya pas lapor diminta jadi penasihat, dan berusaha menjadi pembawa pesan kepada berbagai parpol supaya, agar anggota koalisi yang selama ini, berhubungan erat," kata Sudirman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 11 Juli 2018.
Sudirman menilai, hubungan Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional, masih terjalin dengan baik. Dia yakin, koalisi ini tetap solid dalam pemenangan Prabowo.
"Saya yakin, ketiganya kompak dan bukan tidak mungkin ada tambahan yang bergabung," ujar Sudirman.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini juga yakin masing-masing partai tidak memaksakan kadernya jadi calon wakil presidennya Prabowo. Meskipun, dia mengakui, proses negosiasi nama adalah hal yang biasa.
"Saya enggak punya kekhawatiran masing-masing akan ngotot dengan yang diinginkan. Tiga minggu kan lama. Apalagi, kita ambil keputusan di last minute (menit terakhir), masih banyak waktu," kata dia.
"Bagi Gerindra, kan Prabowo capres. PAN sudah mengatakan, siapapun capresnya akan bersama-sama, dan PKS sama," imbuh dia.
Sebelumnya, Sudirman menjalani karir politik baru, usai kalah dalam pertarungan Pemilihan Gubernur Jawa Tengah, yakni menjadi penasihat Prabowo. Tawaran menjadi penasihat Prabowo disampaikan Sudirman usai betemu dengan para relawannya di Semarang, Jawa Tengah, Senin 9 Juli 2018.
"Salah satu ketua umum partai telah meminta saya menjadi penasihat. Pak Prabowo. Saya menerima tawaran itu. Dan, saya kira itu suatu kehormatan," kata Sudirman.