Perempuan-perempuan di Lingkaran Jokowi Dianggap Layak Cawapres

Dialog tentang kekuatan politik perempuan di kampus Unair Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 19 Juli 2018.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Pemerintahan Joko Widodo diramaikan keberadaan sejumlah perempuan hebat. Sebut saja empat yang menonjol: Menteri Keuangan Sri Mulyani; Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti; Menteri Luar Negeri Retno Marsudi; dan Menteri Sosial yang kini gubernur terpilih Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Pembangunan 1 Kota IKN Vs 40 Kota, Apa Rugi dan untungnya?

Ada suara yang mengusulkan agar Jokowi mempertimbangkan sosok perempuan untuk mendampinginya sebagai calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2019. Nama Sri Mulyani dan Susi memang sempat muncul dalam bursa cawapres Jokowi, tapi lambat laun menghilang. Ada pula isu Khofifah didorong maju.

Pengamat politik pada Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi, mengatakan bahwa kebangkitan perempuan dalam politik patut diperhitungkan. Viralnya meme the power of emak-emak setelah kemenangan Khofifah di Pemilihan Gubernur Jatim menjadi indikator pengakuan masyarakat atas kekuatan kaum hawa.

5 Poin Penting Kunjungan Jokowi ke Afrika

"Sekarang muncul istilah kekinian the power of emak-emak. Ini bukan hanya emansipasi perempuan, tapi kebangkitan perempuan," kata Airlangga dalam dialog bertajuk Kepemimpinan Srikandi-Srikandi dalam Panggung Politik di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair Surabaya pada Kamis, 19 Juli 2018.

CEO The Inisiative Institute itu menjelaskan, kemenangan Khofifah dalam Pemilihan Kepala Daerah Jatim beberapa waktu lalu jadi penanda tentang kekuatan politik perempuan itu. Secara umum, sosok perempuan patut dipertimbangkan masuk dalam nominasi cawapres Jokowi. "Jadi kalau nanti tiba-tiba Bu Khofifah dicalonkan jadi cawapres, itu sangat mungkin," katanya.

Rocky  Gerung Seorang Republikan

"Perempuan-perempuan Indonesia (yang berpengaruh dan hebat) daftarnya banyak. Ada Bu Susi, yang tidak semata bicara laut kita dijaga. Dia bisa memastikan sampai pada tingkat eksekusi, kalau perempuan bilang tenggelamkan, ya, tenggelamkan, enggak bisa dibantah," ujar Airlangga.

Pengajar dari Universitas Sunan Giri Surabaya, Dwi Astuti, menganggap kekuatan perempuan sangat terasa pada pilkada di Jatim. Di Jatim, ada tujuh perempuan terpilih menjadi kepala daerah. "Bu Khofifah salah satunya," ujarnya.

Hal yang perlu dicermati, kata Dwi, kemenangan Khofifah secara otomatis menunjukkan solidnya kekuatan organisasi perempuan yang dipimpin, yakni Muslimat Nahdlatul Ulama. "Kebangkitan perempuan dalam kancah politik di Jawa Timur juga merupakan kebangkitan Muslimat NU, yang tak lepas dari Khofifah effect," katanya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya