Temui Jokowi, Ketum Muhammadiyah Usulkan Isi Nawacita Jilid II

Ketum PP Muhammadiyah Haedah Nasir saat temui Presiden Joko Widodo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

VIVA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir, menyampaikan masukan untuk Presiden Joko Widodo, yang akan maju lagi sebagai bakal calon presiden 2019.

Pesan Penting Haedar Nashir untuk Prabowo Usai Ditetapkan Presiden Terpilih

Haedar tidak mengajukan nama-nama untuk posisi cawapres, yang hingga kini belum juga dipublikasi. Tetapi visi ke depan, yakni Nawacita jilid II. 

"Untuk Nawacita kedua kalau bisa kami memberi enam poin masukan. Siapa tahu bisa jadi kekuatan memajukan bangsa ini ke depan," kata Haedar, saat mendampingi ratusan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang bersilaturahim dengan Presiden Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Senin 6 Agustus 2018.

Muhammadiyah: Prabowo Harus Menyerap Aspirasi Anies, Cak Imin, Ganjar, dan Mahfud

Point pertama, kata Haedar, yakni menjadikan nilai-nilai agama dalam kehidupan bangsa, sebagai nilai luhur berbangsa dan bernegara. 

"Nilai-nilai luhur beradab yang damai, toleran dan berkemajuan. Kami yakin dengan nilai-nilaj agama hidup seperti itu bangsa ini akan kokoh," kata Haedar. 

Dedie Rachim Kabarkan Idul Fitri Tingkat Kota Bogor Digelar Bersamaan 10 April

Point kedua, yakni meneguhkan Pancasila sebagai landasan filosofi. Harus menjadi alam pikir seluruh warga bangsa dalam pengelolaan negara. 

"Sehingga Pancasila betul-betul terwujud dalam kenegaraan dan kebangsaan," katanya. 

Adapun point ketiga, yaitu menyusun dan melaksanakan kebijakan ekonomi yang berkeadilan sosial. Juga mengatasi kesenjangan sosial.

Dalam hal ini, Haedar kembali menyinggung new economic policy, yang sudah dibahasnya berdua dengan Jokowi saat jamuan makan siang beberapa waktu sebelumnya. 

"Saya yakin penguatan infrastruktur pada periode ini, konsep ini jadi kekuatan pemerintahan kedepan," katanya. 

Point keempat, adalah menegakan dan mewujudkan kedaulatan negara sesuai amanat konstitusi, menjadi bangsa kokoh berkemajuan.

Sementara point kelima, adalah penguatan daya saing SDM Indonesia untuk berkompetisi di ranah global. Maka untuk hal ini, kata Haedar, urgent untuk rekonstruksi dan revitalisasi pendidikan nasional, 

"Terakhir sebagai masukkan Nawacita kedua dari kami, meningkatkan peran yang sudah dirintis presiden, yakni pro aktif untuk dunia Islam menjadi kekuatan Indonesia di depan bebas aktif dan melahirkan kekuatan baru, negara Muslim terbesar di dunia," jelasnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya