Kemarahan Andi Arief Soal Jenderal Kardus Bukan Sikap Demokrat

Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat (PD), Ferdinand Hutahaean.
Sumber :
  • Edwin Firdaus

VIVA – Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean memastikan hubungan Partai Demokrat dengan Partai Gerindra masih harmonis sampai saat ini. Isu keretakan koalisi, karena Wasekjen Demokrat, Andi Arief, yang menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus tidak memengaruhi hubungan partai.

Kenang Jenderal Wismoyo, Prabowo: Ajaran Beliau Bawa Saya Sampai Mendapat Mandat Rakyat

"Hubungannya baik-baik saja," kata Ferdinand, saat ditemui awak media di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Kamis 9 Agustus 2018.

Menurut Ferdinand, pada hari ini, memang sedang dilakukan pertemuan antara SBY dan Prabowo untuk membicarakan komposisi capres dan cawapres 2019 yang akan diusung koalisi Partai Gerindra dan Partai Demokrat.

Jusuf Kalla Puji Cara Prabowo Subianto Rangkul Lawan Politiknya

Ferdinand menyatakan bahwa pernyataan Andi Arief karena kecewa dengan Prabowo, tidak mewakilkan pernyataan Partai Demokrat. Sebab, dalam masalah penentuan capres dan cawapres, secara resmi Partai Demokrat belum mengeluarkan pernyataan. Baik dari ketua umum partai atau dari sekjen partai yang didelegasikan oleh ketua umum.

"Tentu (pernyatan Andi Arief), tidak mewakili suara resmi Partai Demokrat," kata Ferdinand.

Habib Bahar Akui Kemenangan Prabowo-Gibran: Mau Gak Mau Harus Terima, Tapi...

Murkanya Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief kepada Prabowo menjadi bukti rusaknya koalisi dua partai ini. Andi tak segan menyindir Prabowo sebagai jenderal kardus.

"Prabowo ternyata kardus. Malam ini kami menolak kedatangannya ke Kuningan. Bahkan, keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," kata Andi Arief dalam akun Twitternya, @AndiArief_, Rabu 8 Agustus 2018.

Andi blakblakan menyebut insiden ini membuat Partai Demokrat tak cocok dengan Partai Gerindra besutan Prabowo. Bagi dia, cara Prabowo yang memilih pendampingnya karena hanya uang menjadi pemicunya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya